MOROWALI – Polemik terkait rencana masuknya PT Denmar Jaya Mandiri (DJM) ke Desa Laroue, Kabupaten Morowali, semakin memanas.
Penolakan dari berbagai lapisan masyarakat terus mengemuka, meskipun Kepala Desa Laroue, Samirudin, sebelumnya mengklaim bahwa perusahaan tambang batu gamping ini telah mendapat dukungan dari masyarakat.
Firman, S.Pd, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Laroue, dengan tegas membantah pernyataan Kepala Desa (Kades).
“Apa yang disampaikan oleh Kades Laroue dan Rasimin adalah kebohongan nyata. Yang benar adalah masyarakat Desa Laroue menolak keras rencana masuknya PT Denmar Jaya Mandiri. Penolakan ini sudah berlangsung sejak 1 Januari 2024 oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk BPD, Karang Taruna, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan tokoh agama,” ujar Firman, via pesan WhatsApp, Selasa (24/12).
Hal senada diungkapkan Hamid, Ketua RT I Dusun Koburu. Ia menyampaikan keberatannya secara tegas terhadap rencana pembangunan jetty di wilayah mereka.
“Sebagai Ketua RT I Dusun Koburu, saya dengan tegas menentang kehadiran perusahaan tambang batu gamping di Desa Laroue, apalagi jetty-nya direncanakan berada di Dusun Koburu. Kalau mereka ingin berinvestasi, datanglah dengan baik-baik. Kalau tidak, silakan angkat kaki dan tempatkan jetty di tempat lain. Jangan di Koburu, karena mayoritas masyarakat menolak hal tersebut,” tegas Hamid.
Sementara itu, Kepala Desa Laroue, Samirudin, sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah desa dan warga mendukung kehadiran PT DJM. Namun, pernyataan ini menuai reaksi keras dari masyarakat yang merasa aspirasinya diabaikan.
Polemik ini menjadi perhatian serius di Morowali, mengingat potensi konflik yang dapat timbul jika aspirasi masyarakat tidak diakomodasi.
Hingga berita ini diturunkan, PT DJM belum memberikan tanggapan resmi terkait situasi tersebut.
Editor : Yamin