PALU – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Wiwik Jomatul Rofi’ah melakukan penjaringan aspirasi masyarakat atau reses di Kelurahan Tondo, Ahad (10/11).

“Saya juga ingin mendengarkan langsung apa yang menjadi permintaan warga, yang sangat dibutuhkan di Kelurahan Tondo,” jelas Wiwik.

Wiwik menyatakan, sejumlah wilayah yang menjadi basis suara terbanyak pada pileg lalu akan didahulukan untuk dikunjungi dalam reses maupun kundapil.

“Kelurahan Tondo adalah salah satu wilayah yang mendulang suara terbanyak untuk saya. Ini bukan soalan egois atau bukan, tetapi terkait konsekuensi politik dan upaya untuk menepati janji saat kampanye lalu. Insyallah, saya hadir di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang dibutuhkan masyarakat,” jelas Wiwik.

Sabhan, salah seorang warga Perumahan Pesona Teluk Palu meminta agar jalan di komplek tempat tinggalnya diperbaiki.

“Kalau musim hujan, fungsi jalan berubah menjadi pembuangan sampah dan berlubang,” ungkapnya.

Warga lainnya, Hafidz, berharap adanya perhatian terkait kondisi sekolah yang ada di dalam komplek perumahan.

“Masih perlu sentuhan atau bantuan pemerintah,” ujarnya.

Sementara warga lainnya juga meminta agar pemerintah lebih tegas dalam menerapkan aturan, atau bahkan memberikan efek jera terkait dengan aktivitas penghuni kos-kosan, yang dianggap meresahkan warga.

“Baik karena perilaku kumpul kebo ataupun aktivitas maksiat lainnya, sehingga menciptakan situasi yang tidak baik di masyarakat,” ungkapnya.

Keresahan tersebut langsung direspons oleh Lurah Tondo, Mursidin Siraj, yang juga hadir dalam kegiatan reses. Ia juga merespons sejumlah keluhan lainnya dari warga, seperti terkait pengelolaan sampah.

Sebelumnya, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sudah melakukan kegiatan kunjungan daerah pemilihan (kundapil), dengan menyambangi Kelurahan Birobuli Utara, Birobuli Selatan, dan Nunu.

Sementara pada reses kali ini, Kelurahan Tondo menjadi titik ketiga setelah Kelurahan Silae dan Palupi.

Usai Tondo, Wiwik akan melanjutkan reses di Kelurahan Petobo lalu Tanamodindi. *