PALU – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kasimbar, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, mengirimkan 90 peserta untuk mengikuti praktek kerja industri (Prakerin) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.
Ketua Panitia Pelaksana, I Ketut Ripin mengatakan jumlah peserta itu tersebar di sejumlah instansi diantaranya balai benih perikanan Kota Palu sebanyak 36 peserta dari jurusan Budidaya Perikanan.
“Serah terima dilaksanakan di masing-masing instansi, untuk Prakerin selama dua bulan kedepan,” kata Ketut Ripin di Palu, Senin (15/1)
Kemudian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Sulawesi Tengah sebanyak 13 peserta dari jurusan administrasi perkantoran. Selanjutnya di Sekolah Tinggi Ilmu Manajeman dan Ilmu Komputer (STIMIK), Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) dan Universitas Tadulako (Untad) sebanyak 18 peserta, dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
“ada 23 peserta di unit pelaksana teknis (UPT) Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Sidera dari jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP),” ungkap Ketut.
Sementara itu, Kepala SMK 1 Kasimbar, Rustam Abdi menjelaskan bahwa tujuan Prakterin yang dulunya disebut pendidikan sistem ganda (PSG) bertujuan untuk memberi gambaran kepada peserta didik pada saat bekerja, baik itu di suatu perusahaan atau pun di lembaga instansi pemerintah atau swasta.
Selain itu, dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan, melatih keterampilan pada masing-masing peserta didik.
“Diharapkan juga dapat melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Ketua Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan, Aksah menjelaskan jurusan ATP merupakan angkatan pertama yang mengikuti kelas Prakerin, sejak dibuka tahun 2016 lalu.
Aksah berpesan kepada peserta Prakerin, dapat memanfaatkan waktu selama dua bulan, untuk dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya, untuk dapat diterapkan dan dikembangkan kembali setelah kembali ke lingkungan sekolah.
“Bahkan, kalau mereka bisa lebih giat lagi, kedepannya, ilmu yang didapatkan, bisa menjadi modal awal untuk bekerja secara mandiri dan membangunan usaha sendiri,” tutup Aksah. (FAUZI)