TOLITOLI – Termin III kerja sama vaksinasi Covid-19 antara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tolitoli dengan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) akan berakhir pada tanggal 16 September mendatang.

Dari informasi terakhir yang diperoleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tolitoli, Matalatta Tanra, kemungkinan setelah termin III ini, akan ada evaluasi yang dilakukan bersama BIN, terkait kerja sama yang sudah terjalin selama ini.

“Jadi akan ada lanjutan lagi, tapi kurang lebih hanya satu minggu. Jadi sepertinya itu agenda untuk menutup kegiatan yang sudah berjalan selama ini, sekaligus untuk mengevaluasi secara keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, apakah berlanjut atau seperti apa,” katanya kepada media ini, Senin (12/09).

Meski demikian, kata dia, karena sejauh ini belum ada instruksi untuk penghentian kegiatan vaksinasi dari pemerintah, maka pihaknya akan tetap menganjurkan kepada tenaga kesehatan (nakes) untuk membuka pelayanan vaksinasi semua dosis.

“Jadi kita prinsipnya tetap membuka pelayanan, baik di puskesmas maupun secara mobile. Intinya kita tetap melaksanakan apa yang menjadi instruksi secara nasional,” katanya.

Ia mengakui, kerja sama yang terjalin dengan BIN selama ini cukup memberikan dampak yang baik terhadap pencapaian kegiatan vaksinasi di lapangan.

Capaian vaksinasi dosis keempat atau booster kedua untuk tenaga kesehatan (nakes), lanjut dia, saat ini sudah sekitar 400 orang atau sekitar 1 persen lebih.

“Untuk booster pertama atau dosis ketiga sekitar 18 persen. Kalau dosis satu dan dua itu sudah melebihi target,” katanya.

Untuk vaksin booster dua atau dosis empat bagi nakes, pihaknya sudah menyiapkan strategi, yakni dalam satu minggu, masing-masing tiga hari secara mobile di lapangan, dan tiga hari di puskesmas.

“Namun sistem mobile ini bisa juga bukan hanya tiga hari jika saja ada momen-momen tertentu ada pengumpulan orang,” tutupnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, vaksinasi adalah tanggung jawab semua pihak, tidak cukup jika hanya dilakukan sendiri oleh Dinas Kesehatan.

“Jadi dengan adanya keterlibatan dari pihak lain seperti BIN ini, tentu secara langsung maupun tidak langsung, telah memberikan efek positif dalam hal pencapaian kegiatan kita di lapangan,” katanya.

Dengan adanya kerja sama dengan BIN ini, lanjut dia, maka pihaknya sebagai pengawas juga memiliki tanggung jawab untuk menggerakkan tenaga kesehatan di lapangan.

“Karena agak rancu jika mereka yang di luar nakes justru bekerja keras menyukseskan program ini, sementara kita sendiri tidak bekerja,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya bersama BIN dan elemen terkait lainnya menerapkan sistem jemput bola dan lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat.

“Jadi kita bersama BIN lebih fokus pada sistem Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sekaligus pelaksanaan,” tambah Ketua Pelaksanaan Vaksinasi Kabupaten Tolitoli itu.

Ia juga mengakui adanya kekurangan stok vaksin jenis Pfizer, sebagaimana yang dialami daerah-daerah lain. Namun, kata dia, saat ini di beberapa puskesmas juga masih tersedia.

“Kita sudah meminta ke provinsi namun masih kosong. Jadi dengan stok yang ada sekarang ini, kita masih tetap bisa membuka layanan vaksinasi. Tentu kalau ada regulasi atau petunjuk baru untuk pecepatan, kita berharap agar stok vaksin ini selalu tersedia,” harapnya.

Pihaknya sendiri terus berkomitmen memberikan pelayanan vaksinasi, guna membentuk herd immunity masyarakat.

Untuk memaksimalkan pelayanan, pihaknya masih tetap melibatkan semua atau puskesmas di Tolitoli, seperti Puskesmas Bangkir, Baolan, Basidondo, Binontoan, Dakopemean, Dondo, dan Puskesmas Galang.

Ia juga menyampaikan beberapa kendala lain, selain kekurangan stok vaksinasi. Kendala yang dimaksud adalah kurangnya antusias masyarakat untuk mau divaksin. Tetapi, kata dia, pihaknya sudah berkomitmen bersama stakeholder, termasuk BIN, untuk tetap menyiapkan layanan vaksinasi. Ada atau tidak ada pengunjung, itu urusan kedua.

“Kami tidak berhitung prinsip rugi jika tidak ada orang yang mau datang vaksin, tetap berkomitmen bahwa ini adalah bagian dari pengabdian kita dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tuturnya. *