PARIMO – 36 desa di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami kondisi gagal pertumbuhan pada anak (Stunting). Sehingga menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat.
Hal itu terjadi, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
“Sesuai analisis pemerintah dan bekerjasama dengan Universitas Tadulako, ditemukan prevalensi atau penyebaran tinggi yang menjadi objek utama. Prevalensi kasus kekerdilan ini di 36 desa di Kabupaten Parimo dan menjadi prioritas tahun 2021,” ujar Kepala Bidang Sosial Budaya Bappelitbangda, Kabupaten Parimo, Abdul Sahid Nurdin Badja, Jum’at (05/06).
Sahid mengatakan, situasi untuk melihat secara mendalam penyebab kasus kekerdilan di desa-desa dengan tujuan agar program tersebut tepat sasaran.
Ia menjelaskan, angka kasus kekerdilan anak menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah pusat, yang penanganannya telah diinstruksikan kepada daerah dalam rangka pemenuhan gizi agar tumbuh kembang anak baik.
Kata dia, penanganan stunting perlu adanya dukungan dan keterlibatan lintas sektor, termasuk para pemangku kepentingan di masing-masing desa/kelurahan serta pihak swasta.
“Dengan ditetapkannya lokus penanganan kekerdilan, maka masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan menyesuaikan program perencanaan guna mendukung,” jelasnya.
Tingginya kasus itu, pemerintah pusat menjadikan Kabupaten Parimo sebagai salah satu daerah yang diprioritaskan untuk program menurunkan angla kasus kekerdilan anak atau kurang gizi. (MAWAN)