Zaman Digital, Guru Harus Terampil Mengelola Kelas Daring

oleh -

POLEWALI MANDAR – “Menjadi Pendidik yang Cerdas dan Cakap Digital” menjadi tema utama yang diangkat dalam rangkaian Program Literasi Digital, di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, 23 Agustus 2021.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Empat narasumber tampil dalam seminar ini, yakni Dosen dan Pendiri Pojok Sosial Ekologi Ica Wulansari dengan materi “Peran Komunitas Akademik dalam Pendidikan di Era Digital”, Founder The Emotional Human Reaction in Reflecting Incident Indah Arifah Febriany membawakan tema “Kemampuan Literasi Digital yang Wajib Dimiliki Guru Generasi Alpha” dan Koordinator Gusdurian & PC LP Ma’arif NU Mojokerto Imam Almaliki dengan materi “Jenis-Jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya” serta Konten Kreator Laode Ridwan Arisandy dengan tema materi “Internet yang Sehat dan Aman untuk Anak dan Remaja”.

BACA JUGA :  Tokoh Lintas Agama dan Peserta Pilkada Sulteng Sepakati Wujudkan Pilkada Rukun, Aman, dan Damai

Jalannya seminar yang diikuti 724 peserta itu dipandu oleh moderator Daniel Hery yang berprofesi sebagai Penyiar Radio dan TV.

Pemateri pertama, Indah Arifah Febriany, mengatakan, kemampuan dasar yang kini harus dikuasai guru, di antaranya memahami media online yang hendak digunakan, merancang dan menyajikan materi dengan menarik, keterampilan mengelola kelas dan berkomunikasi efektif, serta dapat memotivasi peserta didik.

“Dalam menyerap materi pelajaran, terdapat macam-macam gaya siswa  yang harus dipahami guru dalam belajar-mengajar,” katanya.

Selanjutnya, Laode Ridwan Arisandy, mengatakan, perundungan merupakan penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.

Sedangkan perundungan siber ialah tindakan berupa komentar kasar, mengancam, ataupun kata-kata yang menyakiti di media sosial.

BACA JUGA :  Peringkat Daya Saing Digital Indonesia Meningkat: Sulteng Provinsi 10 Besar Terbawah

“Kita sebagai orang tua atau kakak, harus pintar-pintar mengobati jika adik-adik kita terkena bully dengan mencari tahu sumber masalah dan selalu memberikan dukungan,” ujarnya.

Pemateri ketiga, Ica Wulansari, mengatakan, budaya pembelajaran digital telah membawa dampak positif baik untuk guru maupun dosen, seperti mendorong berpikir kreatif lewat pembuatan materi ajar, serta menciptakan budaya yang egaliter dan berpikir kritis.

“Tenaga pendidik dituntut untuk menyampaikan pelajaran yang singkat sekaligus menarik agar pesannya dapat diterima murid dan mahasiswa,” ujarnya.

Adapun Imam Almaliki, sebagai narasumber terakhir, mengatakan, meskipun fitur keamanan dalam platform media sosial semakin berkembang, namun tantangannya juga kian besar.

“Contohnya, kompleksitas identitas dIgital dan data pribadi yang tak mudah dilindungi, semakin beragamnya modus penipuan, serta rekam jejak digital yang dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Ahmad Ali Berharap PKB Tetap Solid Dampingi Perjuangan Pasangan BERAMAL di Pilkada Sulteng

Pada sesi tanya jawab, peserta bernama Melina Atiyanti bertanya tentang kiat pembelajaran online yang efektif  siswa yang tidak tertarik aplikasi Zoom Meeting.

Menanggapi hal tersebut, Indah Arifah Febriany bilang, guru harus mampu membangun imajinasi anak ketika memulai kelas online, serta harus bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan  materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***