PALU- Yayasan Tanah Merdeka (YTM) menuntut PT IMIP agar bertanggung jawab atas kecelakaan kerja terus terjadi di kawasan industri tersebut, YTM mencatat sepanjang tahun 2025 terdapat 8 kasus keselamatan dan kesehatan kerja yang menyebabkan 7 pekerja meninggal dunia.
Kepala Divisi Kampanye Yayasan Tanah Merdeka (YTM) Mohammad Azis mengatakan,kasus terbaru terjadi pada 15 Mei 2025. Seorang pekerja PT Zhongxing Telecommunication Equipment (ZTE) Company Limited meninggal dunia akibat tersengat listrik. Pekerja tersebut bernama Yanser dan bekerja sebagai operator dump truck.
“Kejadian bermula saat Yanser mencuci unitnya di kolam kerjanya. Namun, naas. Yanser terkena sengatan listrik akibat kabel terkelupas di area genangan air hujan,” katanya.
Mohammad Azis mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan apa terjadi di IMIP. Korban-korban terus berjatuhan begitu gampang. Sementara perbaikan sistem manajemen K3 (SMK3) tidak dibenahi secara serius oleh manajemen PT IMIP beserta tenant-tenantnya.
“Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah juga tak punya langkah serius. Seharusnya pemerintah memerintahkan perusahaan agar menghentikan produksi sementara ketika kecelakaan terjadi.Justru pemerintah sekadar menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali dari sukses hilirisasi nikel, sebenarnya berdiri di atas mayat-mayat para pekerja,” katanya.
Menurut catatan YTM pada 2024 terdapat 81 pekerja menjadi korban kecelakaan kerja di kawasan-kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah. Dari 81 korban, 14 pekerja di antaranya meninggal dunia, 25 luka-luka, 40 mengalami keracunan, dan 2 pekerja lainnya pingsan.
“Semua kasus kecelakaan kerja tersebut tak pernah ditangani secara sungguh-sungguh. Perusahaan dibiarkan berproduksi terus-menerus tanpa jeda untuk evaluasi,” ujarnya.
REPORTER :**/IKRAM