BALUT – Masyarakat Desa Bontosi, Kecamatan Labobo, Kabupaten Banggai Laut (Balut) bersama Pemuda Penggerak, sebutan bagi peserta Sekolah Pemuda Penggerak (Samudra), turut memperingati momen HUT ke-78 RI.
Di Desa Bontosi, para Pemuda Penggerak, pemuda desa, pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama sudah disibukkan dengan persiapan upacara bendera.
Selayaknya ibu kota, Desa Bontosi akan sibuk dengan perayaan ini. Lomba-lomba akan digelar sore hari, juga sebuah festival esok harinya.
Kesibukan di tanggal 17 itu bertepatan dengan hari ke-8 para pemuda penggerak berada di Kabupaten Balut, tepatnya di Desa Bontosi dan Desa Popisi, Kecamatan Banggai Utara.
Firman, Project Leader Samudra 9, mengatakan, seluruh pihak desa berpartisipasi dalam upacara bendera sebagai kegiatan pembuka. Setelahnya, lomba balap karung, lari gigit sendok, dan lainnya akan dilangsungkan untuk anak-anak.
“Untuk kategori dewasa, itu ada lomba gerak jalan, kemudian bola dangdut, dan lain-lain. Besoknya akan ada festival anak pesisir. Sedangkan untuk upacara bendera, Kepala Desa, Darwin S. Balike menjadi inspektur. Supanto Tarete, imam masjid membaca doa, dan yang baca naskah proklamasi itu Ketua BPD,” ujar Firman, Kamis (17/08).
Untuk petugas pengibar bendera, para Pemuda Penggerak memberdayakan Forum Anak yang sudah terbentuk sejak tahun kemarin, ketika Samudra 8.
Selain peringatan dan perayaan HUT RI, Pemuda Penggerak telah menyusun berbagai program bersama fasilitator dan co-fasilitator, di antaranya penguatan kapasitas untuk Forum Anak seperti mengadakan pelatihan peran dan fungsi Forum Anak, serta kompetensi hak anak.
“Kemudian ada juga pelatihan administrasi dan sosial media, terus kegiatan yang berikutnya itu FGD 4 kali diadakan dengan pemuda, masyarakat dan juga pemdes. Terus ada kegiatan-kegiatan lain untuk menunjang kegiatan utama tersebut, seperti kelas inspirasi dan lapak baca,” lanjut Firman,
Total ada 8 orang Pemuda Penggerak baik di desa Bontosi dan Desa Popisi. Kehadiran para sukarelawan ini disambut dengan kehangatan di desa. Di Bontosi sendiri, ketika rombongan Rubalang menginjakkan kaki mereka pertama kali, mereka disambut dengan tari balatindak. Pemdes Bontosi bahkan telah menyiapkan anggaran untuk kegiatan Samudera 9 jauh hari sebelum tim tiba di Pulau Labobo itu.
“Mereka berharap tahun selanjutnya, Bontosi masih menjadi lokasi penugasan. Itu salah satu alasan mengapa mereka menyambut kami dengan luar biasa. Kata mereka, kalau tahun berikutknya tidak lagi di Bontosi, berarti ada yang kurang dengan palayanan warga Bontosi. Jadi mereka melayani dan berkolaborasi semaksimal mungkin bersama teman-teman rubalang,” tandasnya.
Samudra adalah program pelatihan kepemimpinan dan pendidikan sosial untuk anak muda di Indonesia yang digagas oleh Yayasan Rumah Bahari Gemilang (Rubalang).
Tahun ini, Program Samudera telah memasuki angkatan ke-9, dan selama dua tahun berturut-turut, lokasi penugasan dilakukan di desa yang sama, agar keberhasilan program dapat terlihat, dan program dapat berkelanjutan.
Rubalang merancang Samudra 9 agar dijadwalkan bertepatan dengan momen kemerdekaan bumi pertiwi.
Tahun sebelumnya, di desa yang sama, termasuk desa penugasan lain di Kabupaten Balut, kegiatan Samudra dilangsungkan di akhir Juli hingga awal Agustus.
Direktur Rubalang, Moh. Tofan Saputera, mengatakan, Samudera 9 merupakan sambungan dari Samudera 8, karena perdana dibuat di desa yang sama.
“Kenapa tidak sekalian saja dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, agar momentumnya dapat. Maka diaturlah kegiatannya tanggal 10 sampai 19 Agustus,” terang Tofan, Kamis (17/08).
Tofan menambahkan, kegiatan dilakukan di desa yang sama guna menindaklanjuti apa yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu memfasilitasi sistem perlindungan anak di tingkat desa dan partisipasi kaum muda di dalam pembangunan berkelanjutan.
“Di momen hari kemerdekaan inilah kegiatan-kegiatan Samudra berkolaborasi dengan hal-hal yang sudah dirancang di desa. Hal tersebut memungkinkan program-program hari kemerdekaan itu bisa jadi lebih beragam, lebih kuat dan beberapa item kegiatan menjadi lebih substansif,” katanya.
Dia berharap, para Pemuda Penggerak dan anggota Rubalang khususnya yang sedang di lokasi penugasan, dapat memaknai Hari Kemerdekaan Indonesia dari pelosok-pelosok, dari pesisir pulau-pulau. Melihat kembali potensi yang ada, melihat kembali situasi sosial dan melihat indonesia dari sudut pandang yang berbeda.
Reporter : Iker
Editor : Rifay