PALU – Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) melalui dukungan Terre des Hommes (TdH) merayakan Hari Anak Internasional (HAI) bersama ratusan anak-anak korban bencana yang masih berada di tenda pengungsian Kelurahan Tondo.

Kegiatan itu dilaksanakan dua hari lalu, di area ramah anak pos pengungsian Lapangan PS. Kelinci Sakti Tondo.

Salah satu penggiat PKPA, Bagdat Marhaban, menyampaikan, kegiatan itu dimeriahkan lebih dari 170 anak usia Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Beberapa perlombaan yang digelar, di antaranya lari karung, estafet kelereng dengan sendok, tarik tambang, sepak bola, memasukan paku dalam botol, balapan bakiak dan makan kerupuk.

“Tidak hanya di Indonesia, hampir seluruh dunia terus mendorong pemenuhan hak atas anak. Sebagai bentuk gerakan dunia secara bersama-sama, maka banyak negara menyepakati untuk menetapkan tanggal 20 November 2018 sebagai Hari Anak Internasional,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Posko Pengungsi Kelurahan Tondo, H. Nanang, berharap, kegiatan tersebut tidak hanya selesai saat itu, tetapi harus berkelanjutan untuk mengstabilkan psikologi anak-anak yang masih trauma akibat bencana lalu.

Menanggapi harapan H. Nanang, Manajer Program Respon Tanggap Gempa dan Tsunami Sulteng, Ismail Marzuki, menyampaikan bahwa Yayasan PKPA berkomitmen mendukung pemulihan anak-anak untuk beberapa bulan ke depan dengan pendekatan program Child Friendly Space (CFS) atau area ramah anak dengan kegiatan Layanan Dukungan Psikososial (LDP), promosi kebersihan kesehatan, distribusi paket alat tulis, seragam dan sepatu sekolah bagi anak dan paket kebersihan keluarga untuk kelompok lansia, ibu hamil, keluarga pemilik balita dan difabel.

Rangkaian Hari Anak Internasional semakin meriah saat dilakukan aksi cap tangan semua anak dengan tema “Anak Palu Bangkit”.

Setelah para pemenang perlombaan mendapatkan hadiah, Yayasan PKPA juga mendistribusikan tas dan paket alat tulis kepada 178 anak. (YAMIN)