SIGI – Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur Kampung Berkah Pasigala menyatakan dukungannya terhadap Operasi Madago Raya dalam rangka pencegahan penyebaran paham radikal di Kabupaten Sigi.

Dukungan ini disampaikan oleh Ketua Yayasan, Muh. Nur Rajadaeng, sebagai bentuk kontribusi terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Muh. Nur Rajadaeng menegaskan, pihaknya sangat selektif dalam memilih tenaga pengajar. Setiap calon pembina wajib melalui proses seleksi dan wawancara terkait latar belakang pendidikan agamanya.

Kata dia, jika calon pengajar terbukti memiliki keterkaitan dengan lembaga atau perguruan tinggi yang pernah terlibat dalam pergerakan radikal atau terorisme, maka mereka tidak akan diterima untuk mengajar di yayasan ini.

“Kami berkomitmen mendukung Polri dalam menjaga kerukunan dan mencegah paham radikal di Kabupaten Sigi,” ujar Muh. Nur Rajadaeng.

Baru-baru ini, yayasan juga mengadakan peringatan Maulid Nabi bersama para orang tua santri sebagai bagian dari kegiatan keagamaan di Kampung Berkah Pasigala.

Kampung Berkah Pasigala merupakan inisiatif dari Para Relawan Indonesia (PRI) atau The Volunteers of Indonesia, yang didirikan pada 2019 setelah gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami melanda wilayah Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala).

Pada saat itu, PRI dipimpin oleh Muh. Nur Rajadaeng. Kampung ini awalnya menjadi lokasi pengungsian terpadu bagi korban bencana. Lahan yang kini digunakan oleh yayasan tersebut berada di Desa Pombewe dan dibeli oleh PRI dari warga setempat.

Saat ini, Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur telah meluluskan empat angkatan santri dan santriwati tahfidz Al-Qur’an. Para santri yang belajar di sini berasal dari berbagai daerah seperti Manado, Donggala, Poso, Sigi, dan Parigi Moutong. Selain di Pasigala, PRI juga mendirikan Kampung Berkah Luwu (KBL) pada 2022 di Kabupaten Luwu Utara, sebagai bagian dari pemulihan pascabencana banjir bandang.

Program pendidikan di Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur Kampung Berkah Pasigala tidak hanya fokus pada hafalan Al-Qur’an tetapi juga mencakup kegiatan ibadah dan pembinaan karakter.

Aktivitas rutin para santri meliputi salat fardu dan sunah, muraja’ah, kelas takhassus, serta sekolah formal di MIS, MTs, dan MA Nidha’ul Khaerat. Mereka juga mengikuti dzikir pagi dan petang, kegiatan olahraga, serta sima’an Al-Qur’an di Masjid Jabal Rahmah. *