PALU – Yayasan Gerakan Sejadah Palu, yang berdiri pada tahun 2021, mengungkapkan komitmennya dalam mendukung Satgas Operasi Madago Raya 2024 dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Yayasan ini mengelola dua lembaga, yakni Rumah Qur’an Nur Ikhlas dan Panti Asuhan Gerakan Sejadah Palu, dengan tujuan untuk membimbing generasi muda dalam aspek keagamaan dan pendidikan yang positif.

Menurut pendiri Yayasan Gerakan Sejadah Palu, Ridwan dan Murniati, mereka merasa penting untuk memastikan bahwa yayasan pendidikan berbasis agama yang mereka kelola tidak disusupi oleh kelompok radikal.

Muniarti menegaskan bahwa banyak yayasan pendidikan agama yang disalahgunakan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan paham ekstremisme, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

Ia menambahkan, beberapa sekolah di daerah setempat telah ditutup karena terindikasi terkait dengan pemahaman radikal.

“Untuk menghindari hal tersebut, Yayasan Gerakan Sejadah Palu melakukan seleksi ketat terhadap tenaga pengajar dan berupaya untuk memantau asal-usul pengajar yang bergabung,” katanya.

Yayasan ini juga menerapkan pembinaan fisik, mental, dan spiritual bagi anak-anak yang mereka asuh serta para peserta didik di Rumah Qur’an Nur Ikhlas. Selain itu, yayasan juga melaksanakan pendidikan formal dan non-formal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Yayasan Gerakan Sejadah Palu memiliki dua fasilitas utama, yaitu Rumah Qur’an Nur Ikhlas yang saat ini membina 38 peserta didik, serta Panti Asuhan Gerakan Sejadah Palu yang menampung 6 anak asuh.

“Fasilitas yang ada mencakup asrama, ruangan untuk mengaji, serta perpustakaan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar,” ujrnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ridwan menyampaikan terima kasih kepada aparat Kepolisian yang telah memberikan masukan terkait bahaya penyebaran paham radikal.

Yayasan Gerakan Sejadah Palu siap untuk berkolaborasi dengan pihak keamanan dan instansi terkait lainnya untuk mendukung upaya bersama dalam menangkal ajaran-ajaran radikal.

“Dengan adanya bantuan dan masukan dari aparat keamanan, kami semakin bersemangat untuk ikut serta dalam mencegah penyebaran paham radikal di lingkungan kami,” ujar Ridwan.

Ridwan juga menceritakan sejarah awal pendirian yayasan ini, yang bermula dari sebuah inisiatif bersama istrinya, Muniarti.

Berawal dari rumah pribadi yang mereka gunakan sebagai kantor, yayasan kini telah memiliki kantor dan asrama yang lebih representatif berkat dukungan dari berbagai donatur dan masyarakat sekitar.

Yayasan Gerakan Sejadah Palu berharap bisa terus berkembang dan berkontribusi positif bagi masyarakat Sigi, serta menjadi bagian dari upaya bersama dalam menjaga kedamaian dan mencegah radikalisasi di wilayah Sulawesi Tengah. *