POSO – Yayasan Darul Ulum Poso menyatakan dukungannya terhadap Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya Tahun 2025 dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal di Kabupaten Poso.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Darul Ulum, Hamam Saefurrahman. Ia menegaskan bahwa yayasan yang dipimpinnya berkomitmen untuk membangun pemahaman agama yang moderat dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada para santri.

Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya pernah terjadi larangan penghormatan terhadap bendera merah putih di kalangan santri, namun seiring berjalannya waktu, praktik tersebut telah dihentikan dan para santri kini kembali melakukan penghormatan kepada bendera merah putih sebagai bagian dari pendidikan kebangsaan.

Yayasan Darul Ulum yang berlokasi di Desa Pandajaya, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, didirikan pada tahun 2020 dan saat ini menaungi sekitar 80 santri.

Hingga kini, yayasan tersebut telah meluluskan enam angkatan untuk tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sementara untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) Qur’an belum ada penamatan karena saat ini baru mencapai kelas lima.

“Tujuan utama pendirian Yayasan Darul Ulum adalah untuk pengembangan pendidikan agama dan dakwah. Kami membekali santri dengan berbagai program pendidikan keislaman seperti tahfidzul Qur’an, tahsinul Qur’an, pembinaan aqidah, pembinaan ibadah, serta pembentukan akhlakul karimah,” jelas Hamam.

Dalam mendukung upaya pencegahan paham radikal, Yayasan Darul Ulum bersinergi dengan pihak keamanan, khususnya Satgas Madago Raya. Yayasan ini berperan aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi radikal dan intoleran.

“Kami siap membantu pihak kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta memperkuat kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Poso, khususnya di Kecamatan Pamona Selatan,” ujar Hamam. *