PALU – Masalah demi masalah yang timbul dari proses pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban bencana alam di Kota Palu dan sekitarnya, kembali memicu reaksi dari berbagai kalangan. Salah satu masalah yang paling mengemuka, akhir-akhir ini adalah terkait status lahan.

Reaksi kali ini muncul dari Presiden Yayasan Peduli Pendidikan Ntovea (Yappan), Rusman Lamakasusa.

“Rintihan masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana 28 September 2018 lalu membuat kita sebagai manusia turut merasakan. Masih syukur kita masih punya tempat tinggal. Walaupun rusak tapi tidak hilang sebagaimana saudara kita yang lain,” kata Rusman, Kamis (23/07).

Menurutnya, langkah pembangunan huntap yang diusahakan Wali Kota Palu sudah tepat dan perlu mendapat dukungan dari semua elemen.

Olehnya, kata dia, bila ada klaim dari oknum yang coba untuk menghalanginya, maka harusnya mereka kembali merenungi, bagaimana jika mereka yang mengalami kehilangan tempat tinggal karena bencana.

“Lagi pula lokasi yang akan dijadikan pembangunan huntap adalah tanah negara eks HGB/HGU. Saya pikir Wali Kota Palu tidak buta, pasti sudah melakukan koordinasi ke semua pihak, baik tingkat pusat maupun di daerah seperti BPN,” ucapnya.

Sesuai informasi yang diperolehnya, wali kota juga sudah pernah mencoba lakukan pendekatan dengan masyarakat, namun masyarakat sendiri yang tidak hadir.

“Jadi tidak ada alasan untuk mengentikan pembangunan huntap. Jnganlah dipolitisasi rintihan masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal,” pungkasnya. (HAMID)