PALU – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah (Sulteng) berencana melakukan uji tanak beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual oleh Perum Bulog (Badan Urusan Logistik).

Uji tanak tersebut dalam rangka meyakinkan masyarakat Sulteng terkait kualitas beras tersebut.

Kepala KPw BI Sulteng, Rony Hartawan, mengatakan, kegiatan tersebut direncakan pada awal Maret mendatang dengan melibatkan ibu-ibu Bhayangkari dan nantinya juga akan menyasar ibu-ibu PKK se-Sulteng.

“Setelah itu, nanti kita lanjutkan dengan lomba masak nasi kuning memakai beras SPHP,” kata Rony, di Palu, Jumat (23/02).

Ia mengatakan, dengan uji tanak ini diharapkan bisa memperlihatkan kepada masyarakat bahwa kualitas beras SPHP tersebut juga baik dan layak dikonsumsi, sehingga masyarakat bisa beralih membeli beras tersebut.

“Di Gudang Bulog katanya stoknya melimpah, bahkan bisa tahan 3 sampai 4 bulan, tapi di pasar masih tinggi harganya, karena mungkin masih banyak preferensi masyarakat yang maunya yang bukan SPHP. Rasanya beda tipis antara yang 5 kilo seharga hampir Rp100 ribu sama SPHP yang Rp55.000. Ini mungkin persepsi zaman dulu yang menganggap bahwa beras bulog itu jelek. Padahal kan itu (beras SPHP) impor dan kualitasnya kualitas premium,” jelas Rony.

Menurutnya, dengan melibatkan ibu Bhayangkari, maka diharapkan pesannya bisa sampai ke polsek-polsek.

“Nanti kalau semua Bhayangkari turun, bisa sampai ke polsek-polsek itu semua Polri makan SPHP,” jelasnya.

Temu Sutrisno, Sekretaris PWI Sulteng, mengatakan, informasi mengenai kualitas beras SPHP tersebut tidak cukup hanya dengan uji tanak, tapi harus dipromosikan terus-menerus dengan berbagai cara, termasuk melibatkan influencer.

“Kita harus mengubah image masyakarat yang tadinya menganggap beras bulog itu tidak enak, beras bulog itu untuk rakyat miskin, itu harus dihilangkan. Saya yakin, ke depan itu beras bulog bukan lagi pada kelas ke sekian, tetapi sudah betul-betul menjadi bahan pangan yang layak dikonsumsi,” katanya. RIFAY