Workshop Penyuluh Pertanian Hasilkan Rekomendasi

oleh -
Suasana Workshop Kinerja dan Inovasi Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan aula Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulteng, dua hari lalu. (FOTO: MAL/YAMIN)

PALU – Workshop Kinerja dan Inovasi Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulteng bekerjasama dengan Komisi Penyuluh Pertanian Sulteng, Senin 23 Juli 2018, telah menghasilkan sejumlah rekomendasi.

Rekomendasi pertama adalah perlunya peningkatan kapasitas penyuluh melalui pelatihan yang dilakukan instansi teknis. Kemudian perlunya mengomunikasikan anggaran dan  program penyuluh kepada pemerintah pusat dan gubernur dalam rangka peningkatan layanan penyuluhan  kepada kelompok tani, serta koordinasi antar dinas, khususnya instansi non teknis yang fokus di bidang pertanian agar setiap program di wilayah kabupaten sampai desa melibatkan penyuluh sebagai perpanjangan tangan instansi teknis.

Pengurus Komisi Penyuluh Pertanian Provinsi Sulteng, Satriyanto, di Palu, Rabu (25/07), mengatakan, terkait rekomendasi instansi non teknis, menjadi penting dalam rangka mendukung sinergitas antar dinas dalam turut serta menguatkan kelompok tani secara kelembagaan maupun kemampuan budidaya dengan pengetahuan teknologi tepat guna.

BACA JUGA :  Cudy Ajak Warga Pamona Berbangga Pada Putra Daerah Jadi Cawagub

“Hal ini menjadi urgen setelah melihat beberapa perubahan regulasi di tingkat pusat dan kuatnya Undang-Undang Nomor 23 tentang Otonomi Daerah yang berimplikasi pada sisi kelembagaan dan pembiayaan,” terangnya.

Dikatakannya, akibat perubahan kelembagaan, Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) yang dulu dipandang strategis sebagai ujung tombak dalam menguatkan struktur kelembagaan petani pedesaan, akhirnya harus tutup karena menyesuaikan dengan regulasi.

“Perubahan regulasi tidak saja berdampak pada kelembagaan tapi turut memangkas anggaran operasional penyuluh, peningkatan kemampuan petani butuh biaya. Berdasarkan data, saat ini dari 600 demplot fasilitas belum merata sementara demplot dipandang sebagai media belajar bersama bagi petani dalam menyebarluaskan pengetahuan, masih mengalami keterbatasan,” katanya.

BACA JUGA :  Wali Kota Palu Minta Maba Untad jadi Penduduk yang "Hebat"

Penyebabnya, kata dia, karena minimnya anggaran untuk mendukung program dan kegiatan di lokasi demplot.

“Menyinggung kinerja, tentu worksop ini dapat mengukur prestasi penyuluh di wilayah kabupaten sebagai cerita sukses, apakah bentuknya terkait asupan sumber daya petani melalui pendekatan teknologi pertanian,” ucapnya.

Workshop itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian, guna mendorong pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam menyusun peta kompetensi penyuluh pertanian di Sulteng.

BACA JUGA :  Terdakwa Kasus UU ITE Benarkan Memposting Pencemaran Air di Poboya

Kegiatan itu diikuti 75 peserta, terdiri dari 40 orang dari dinas kabupaten/kota yang menangani penyuluhan, koordinator penyuluh kabupaten/kota, komisi penyuluh pertanian kabupaten/kota, perwakilan dari penyuluh BPTP, penyuluh perkebunan dan peternakan, serta penyuluh tanaman pangan dan holtikultura.

Dalam kegiatan itu, peserta menerima sejumlah materi, di antaranya permasalahan penyelenggaraan penyuluh pertanian dan upaya peningkatan kinerja oleh Ketua Komisi Penyuluhan Provinsi Sulteng, Ir. Soenarto.

Kemudian materi tentang pengembangan agribisnis di pedesaan oleh Prof Made Antara dan pemerataan kompetensi penyuluh pertanian oleh Dr. Rosida Adam. (YAMIN)