PALU – Universitas Alkhairaat (Unisa) kembali mendapatkan perhatian dunia internasional, dengan dilibatkan menjadi bagian dari penyelenggara workshop hukum humaniter yang akan dilaksanakan oleh Komite Palang Merah Internasional atau International Committee of the Red Cross (ICRC), Oktober mendatang.
Rabu (19/09) kemarin, dua perwakilan dari ICRC, yakni Jessica Sallabank selaku Networking Delegate dan Mohammad Fikri Pido dari Program Officer urusan Kemanusiaan telah mengunjungi Unisa untuk membicarakan rencana tersebut.
Keduanya diterima oleh Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik Unisa, Ahsan Mardjudo bersama sejumlah pejabat Unisa lainnya.
Jessica Sallabank mengatakan, kehadiran mereka di Unisa untuk membangun kolaborasi dengan institusi yang didirikan Guru Tua itu, dalam rangka menggelar workshop bertajuk Pengantar Hukum Humaniter Internasional (HHI), kaitannya dengan Hukum Islam terkait konflik bersenjata.
Dia mengatakan, tujuan pelaksanaan workshop adalah untuk memperkenalkan tujuan, kerja dan mandat ICRC, baik secara global maupun di Indonesia.
“Selain itu untuk memberikan pengantar terkait prinsip-prinsip inti Hukum Humaniter Internasional,” terangnya.
Dia menambahkan, forum ini juga menjadi ajang diskusi tentang prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika yang tertuang dalam hukum Islam (Fiqh) dan lebih khusus terkait hukum konflik bersenjata (siyar). Wanita asal London itu menambahkan, ICRC juga telah memperkuat hubungannya dengan para cendekiawan Islam di Asia Tenggara, melalui kerja sama dalam mengadakan konferensi dan seminar tentang HHI dan Hukum Islam di Indonesia.
“ICRC sejak tahun 2015 juga sudah membangun kerjasama kursus bersertifikat tentang HHI dan hukum Islam dengan sejumlah perguruan tinggi keagamaan di Indonesia,” tambahnya.
Warek Ahsan Mardjudo langsung merespon rencana tersebut, dengan menunjuk Dr. H. Haerolah sebagai Ketua Panitia Workshop yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 9 Oktober 2018 di Aula Fakultas Kedokteran Unisa. (IWANLAKI)