PALU – Firmansyah Djibran, seorang mahasiswa WNI asal Palu di Negara Iran sempat dinyatakan positif corona. Kabar baiknya kini dia sembuh dari Covid-19.
Dia mengaku selama dalam karantina mandiri, dia melakukan amalan sesuai pesan Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri dan Ustad Thalib saat menjadi santri di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo.
“Amalan paling sesuai anjuran Ustadz Tholib dan Habib Saggaf yaitu Rotibul Haddad dan Wirdul Latif, ” kata Firmansyah kepada Media Alkhairaat Online, Selasa (14/4).
Menurutnya, amalan-amalan itu dilakukannya setiap Ba’da Shubuh dan Ba’da Magrib. “Sebenarnya itu amalan dari pondok yang biasa kami lakukan di depan habib dan ustadz di pondok,” akunya.
Selain beribadah, ikhtiar dilakukannya yaitu meminun obat dan vitamin sesuai anjuran dokter.
“Untuk obat paling yang tablet untuk penyakit paru-paru dan tenggorokan serta vitamin C. Itu yang diberikan, selebihnya itu hanya anjuran untuk jaga pola kesehatan,” katanya.
Sekitar Maret lalu dia harus memeriksakan diri di RS Kampus setelah dua orang teman sekamarnya asal Thailand dinyatakan positif. Setelah empat hari dari pemeriksaan, pada 30 Maret akhirnya dinyatakan positif.
“Tanggal 30 Maret kemarin saya dinyatakan positif sesuai keterangan rumah sakit rujukan kampus,” ujarnya.
Dia menceritakan, ketika mendengar bahwa dirinya positif, awalnya tertekan. Namun akhirnya dia tetap bersikap positif, ikhtiar dan ikhlas.
Di hari pertama sampai kelima dia mengaku tak merasakan gejala. Barulah di hari keenam sampai ke 10 dia merasakan batuk, pilek, demam dan sulit bernapas. Di hari ke 12 sampai hari ke 15 gejala itu meredah.
Dia pun baru mengabarkan kepada istri dan keluarganya di Sulteng, pada hari ke-11. Ketika dikabarkan itu, sontak mereka panik.
“Padahal saya sudah redam untuk tidak panik. Ya namanya orang tua juga kan. Alhamdulilah setelah saya berikan pengertian, baru tenang Alhmdulilah, ” ujarnya.
Firman berpesan, agar masyarakat tetap jaga kesehatan dan ibadah sebab kesehatan nikmat Allah yang paling berharga. Selain itu, mendengarkan perkaataan para ulama. Jangan karena kefanatikan kita, sampai menyalahkan siapapun terutama kepad para masyaikh dan ulama.
“Sebab mereka mengeluarkan demikian adalah tidak lain dan tidak bukan demi kemaslahatan ummat,” imbuhnya. (NANANG)