“Jika Tidak Bisa Menjadi Garam Penyedap Sayur, Maka Jangan Jadi Lalat yang Menjadi Perusak Sayur” pesan bijak yang dikutip Rektor IAIN Palu, Prof Dr Zainal Abidin dari penggalan syair Arab ini, mengandung makna yang sangat positif. Pesan ini tertuju khusus kepada para alumni yang telah menuntaskan studinya di perguruan tinggi Islam yang baru empat tahun beralih status itu, dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu.
”Minimal dia bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dulu, kemudian lingkungan, lalu masyarakat,” demikian kata Zainal, di ruang kerjanya, Senin (09/10).
Pernyataan ini disampaikan untuk menyikapi perhelatan wisuda IAIN yang akan digelar di Auditorium, Selasa (10/10), hari ini.
Dia tak menampik begitu dahsyatnya tantangan kedepan. Makanya dengan kerendahan hati, dia enggan menyebut secara gamblang bahwa alumni kampusnya-lah yang terbaik.
“Kita membutuhkan waktu dan proses untuk menunjukkan jati diri ke masyarakat. Wisuda inilah salah satu bagian dari proses itu,” tambahnya.
Jumlah wisudawan yang akan ditelorkan hari ini, boleh dikatakan signifikan, dibanding sebelum-sebelumnya. Karena bukan hanya dari program strata satu (S1) saja. Dari total 474 wisudawan di 12 prodi dan 3 fakultas, terselip beberapa orang yang baru saja menuntaskan studi strata duanya (S2) alias magister “produk” dua Prodi di IAIN Palu. Para magister baru itu baru saja lulus dari Prodi Pendidikan Agama Islam dan Prodi Hukum Keluarga.
Tapi baginya, kompleksnya persaingan saat ini, tak melulu disikapi dengan berapa jumlah alumni yang berhasil ditelorkan, tapi ada kualitas yang menempel disana.
“Kita dalam menelorkan sarjana, dilakukan seleksi yang cukup ketat. Jika memang sudah memenuhi syarat baru bisa yudisium. Kita tidak akan mengobral sarjana, tetapi ada kualitas. Maka di tahun keempat (IAIN), kita berpendapat bahwa kualitas kita semakin baik,” katanya.
Hari ini, bertepatan dengan tahun terakhir jabatan Zainal Abidin sebagai Rektor, IAIN sudah melaksanakan wisuda yang keempat. Kurang lebih 1600 mahasiswa yang menyandang sarjana dengan status IAIN. Secara umum, sejak kampus itu beraktivitas sebagai STAIN selama kurang lebih 16 tahun, total sekitar 5600 insan akademik yang sudah ditelorkan.
Mereka ada di hampir semua profesi. Di birokrasi, guru, politik, bahkan ada yang sudah menjadi kepala daerah.
“Yang menjadi Dandim di Mamuju itu alumni dari sini, dari Fakultas Usuluddin, Pak Abdul Rahman. Artinya, penerimaan masyarakat terhadap alumni kita cukup baik, Alhamdulilah,” syukurnya.
Banyak pencapaian-pencapaian yang terlihat sejak Zainal memimpin institusi itu. Dia termasuk orang yang ikut tertatih berjuang menggapai perubahan status perguruan tinggi. Dia pula yang turut berkeringat mengupayakan terbukanya program Doktor (S3) di kampus itu. Awal bulan depan, program dari disiplin ilmu Agama Islam itu sudah mulai kuliah perdana dengan target awal 20 mahasiswa.
Belum lagi dari sisi grafik perkembangan mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Di tahun ini saja, jumlah mahasiswa baru yang terdaftar ulang mencapai 1400 orang, dari kurang lebih 1800 peminat.
“Makanya saya selaku pimpinan berharap kepada alumni untuk tidak puas dengan S1, mereka lanjut lagi ke S2, S3, terserah mau di IAIN Palu, mau keluar juga silahkan, pokoknya jangan berhenti belajar, baik formal maupun non formal,” imbaunya.
Tapi dibalik semua pencapaian itu, masih ada cita-cita mulia yang ingin diwujudkannya jika masih dipercaya memimpin IAIN periode mendatang. Ada keinginan tulus memperbaiki kualitas, mutu, memiliki sebuah kampus yang maju dan modern dan menjadi kebanggan daerah ini.
“Menjadi universitas, arahnya pasti kesana. Cuma kita akan lihat dulu waktu dan momen yang tepat untuk menuju kesana (universitas),” ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu itu.
Di penghujung, dia tak lupa menyampaikan terima kasih atas kepedulian pemerintah dalam pengembangan kampus, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota di Sulteng. Tak hanya materi, tapi juga dukungan moril untuk pengembangan kampus.
“Gubernur perhatiannya luar biasa. Bupati Sigi juga. Pembangunan kampus IAIN disana sedang berjalan,” tambahnya.
Sekaitan dengan itu, maka wisuda kali ini akan dihadiri perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk membawakan orasi ilmiah terkait peran pendidikan tinggi dalam pembangunan bangsa.
“Jadi kita berharap, kehadiran Bappenas, selain menjadi semangat dan motivasi, juga akan melihat langsung perencanaan pembangunan kampus 2 IAIN Palu sehingga mereka bisa melihat bagaimana motivasi dan kesiapan kita,” tutupnya. (RIFAY)