Wisata Mangrove Donggala Tetap Buka Walau Kalah di PN

oleh -
wisata mangrove di Kabonga Besar, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala (FOTO : IST)

DONGGALA – Pasca kekalahan kelompok wisata mangrove di Kabonga Besar, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala dalam putusan PN Donggala yang dimenangkan penggugat H. Anwar Mutaher sebulan lalu, kini Kelompok Mangrove Gonenggati Jaya tetap melakukan pengelolaan.

Hal ini diungkapkan Yurianto (41) saat dimintai tanggapannya kemarin, sejak awal tetap konsisten memelihara dan menjaga hutan mangrove untuk kegiatan wisata yang selama ini cukup dikenal.

Selama tiga bulan antara H. Anwar Mutaher dengan kelompok wisata melakukan gugatan setelah gagal dimediasi. Sebab berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki mantan anggota DPRD Donggala itu sejak lama menjadi pemilik lahan mangrove, tapi kemudian diklaim kelompok masyarakat.

Alasan masyarakat mangrove tidak bisa dimiliki untuk pribadi seseorang apalagi merupakan kawasan pantai untuk pelestarian lingkungan.

BACA JUGA :  Sulteng Telah Raih Empat Medali di PON XII

Kawasan wisata mangrove kota Donggala kini mulai bangkit kembali setelah sempat vakum dan kemudian menjadi salah satu pilihan menarik bagi wisatawan dari Palu ketika ke Donggala. Mudah diakses berada di tepi jalan dan ketika terjadinya gempa bumi dan tsunami 28 September 2018 lalu, banyak mendapat perhatian para peneliti dari berbagai daerah, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup melakukan kunjungan ke kawasan tersebut serta lembaga dunia untuk menjadikan kawasan mangrove Kabonga untuk tempat penelitian.

BACA JUGA :  FPPH Apresiasi Kebijakan Prabowo Hapus Utang UMKM, Petani dan Nelayan

Menurut Yurianto, kawasan wisata mangrove ini ditangani sebuah kelompok pemuda di Kabobga Besar, Kecamatan Banawa beranggotakan 10 orang. Tujuannya bukan sekedar menciptakan lapangan pekerjaan bagi jasa wisata untuk pengunjung, tapi tak kalah pentingnya adalah pemanfaatan potensi mangrove atau bakau guna pelestarian lingkungan.Keberadaan mangrove di Kabonga untuk kawasan wisata baru dua tahun berjalan. Harapannya sebagai upaya pelestarian agar tidak dirambah sekaligus menjadi contoh pemanfaatan kawasan konservasi.

“Pemikiran pemanfaatan ini muncul ketika melihat situasi wisata yang mulai berkembang di Donggala, saat itu Kelurahan Kabonga Besar hanya dilalui setiap hari menuju ke Tanjung Karang.Padahal tempat kami tak kalah menariknya untuk kegiatan wisata,” jelas Yurianto. (JAMRIN AB)