PARIMO- Tingginya curah hujan mengguyur wilayah Selatan Kabupaten Parigi Moutong ( Parimo), Sulawesi Tengah di empat kecamatan.
Yakni Kecamatan Parigi Selatan, Torue, Balinggi dan Sausu beberapa pekan terakhir. Seperti di Desa Tolai yang menjadi langganan banjir hingga kebadan jalan, Desa Purwosari 100 hektar sawah terendam banjir akibat jebolnya tanggul.
Sama halnya pula air merendam sawah milik warga didaerah Gitgit Kecamatan Balinggi, hingga Desa Sausu Piore terisolir akibat putusnya jembatan disebabkan hantam air banjir.
Hal ini mendapat perhatian sejumlah anggota DPRD Parimo, salah satunya Kader Golkar, Ni Wayan Leli Pariani, terus melakukan peninjauan disejumlah titik banjir di empat kecamatan tersebut.
“Saya bersama dengan Ibu Umi Kalsum melihat langgsung kondisi beberapa desa yang dihantam banjir,” jelasnya saat meninjau banjir Rabu (24/6).
Untuk itu, pihaknya akan menindaklanjuti kondisi saat ini dan akan dibahas ditingakatan DPRD. Sebab, kata dia, apabila ini dibiarkan terus-menerus tanpa ada penanganan serius dan mengancam.
Sejauh ini, kondisi banjir sudah sangat mengkhawatirkan dan akan menjadi bom waktu apabila tidak dilakukan normalisasi sungai yang berada di wilayah selatan.
“Belum lama ini daerah Suli mengakibatkan putusnya akses transportasi jalan trans Sulawesi yang menghubungkan beberapa kabupaten di Sulteng,” ucapnya.
Ditambah lagi, daerah ini merupakan penopang disektor pertanian khususnya beras, yang menjadi penyuplai terbesar di Sulteng.
Ia berharap, pihak kabupaten dan Balai sungai Provinsi segera mungkin memetakan wilayah yang dinilai rentan terhadap banjir sehingga ada upaya pencegahan dini yang dilakukan.
“Ketika memasuki musim penghujan pastinya wilayah ini debit air cukup tinggi mengakibatkan banjir,” tutupnya. (MAWAN)