Palu – Inovasi segar lahir dari balik tembok Lapas Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah. Sabtu lalu, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) merayakan panen raya 70 kg selada segar yang ditanam dengan metode hidroponik di area terbatas Lapas. Hasil panen ini langsung disambut antusias masyarakat yang memborong sayuran tersebut.
Makmur, Kepala Lapas Palu, menjelaskan bahwa hidroponik bukan hanya aktivitas pengisi waktu bagi WBP, tetapi juga upaya penting dalam pembinaan kemandirian. “Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan setelah bebas,” jelasnya.
Program hidroponik ini tidak hanya memberi manfaat konsumsi bagi WBP, tetapi juga menjadi sumber pemasukan bagi Lapas. Makmur menambahkan bahwa Lapas berencana untuk terus memperluas jenis tanaman dan meningkatkan kapasitas produksi hidroponik ke depannya.
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar, turut memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Lapas Kelas IIA Palu dalam pembinaan ini. Ia menekankan pentingnya pembinaan kemandirian sebagai salah satu prioritas Kemenkumham. “Melalui program ini, WBP didorong untuk mengembangkan potensi dalam mendukung ketahanan pangan,” ujarnya.
Herman berharap program hidroponik dapat memberikan keterampilan yang berguna bagi WBP, agar mereka memiliki keahlian yang dapat digunakan untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah masa hukuman selesai.
Reporter :**/IKRAM