Wawali Kutuk Sejumlah Aksi Pengeboman

oleh -
Wawali Sigit Purnomo Said saat membawakan tausiah di Masjid Almaidah, Jalan Rambah 1, Kelurahan Birobuli Selatan, Kamis (24/5) malam. (FOTO: MAL/HAMID)

PALU – Wakil Wali Kota (Wawali) Palu, Sigit Purnomo Said kembali didaulat membawakan tausiah di hadapan jemaah tarawih Masjid Almaidah, Jalan Rambah 1, Kelurahan Birobuli Selatan, Kamis (24/5) malam.

Wawali hadir mewakili Wali Kota Palu, bersama Tim Silaturrahim Ramadhan Pemkot Palu.

Di atas mimbar, Pasha, sapaan akrabnya, tidak hanya membawakan sambutan pemerintah, namun juga menyampaikan pandangannya, salah satunya tentang prinsip jihad dalam ajaran Islam.

Bicaranya pun berapi-api membuat jemaah melongo. Sebagimana aksi panggungnya kala bernyanyi, Pasha pun sekali-sekali mengencangkan suaranya untuk memotivasi jemaah.

Soal jihad, dia mengakui ilmunya masih terbatas. Tapi, katanya, dalam sebuah riwayat, Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam (SWA) melarang umatnya ikut berperang, jika ada yang menyatakan tidak mampu.

Dia pun mengutuk keras sejumlah aksi pengeboman yang mengatasnamakan jihad, di beberapa daerah di tanah air.

BACA JUGA :  Satu Anggota DPRD Sulteng Jalani Pelantikan dari Dalam Lapas

“Bangsa Indonesia sedang diuji keimanan, ketaqwaan dan kesabarannya. Sebagaimana dalam pemberitaan tentang aksi yang saya anggap biadab. Mengambil langkah di luar dari ajaran agama. Pelaku membawa nama dan simbol Islam yang harusnya dijaga bersama,” tegas Pasha.

Menurut dia, membawa anak untuk melakuan bom bersama tidaklah rasional. Rasulullah, kata dia, saat berperang, alasannya jelas.

“Lelaki tidak boleh ikut berperang. Tapi ditanya dulu apakah siap atau tidak. Mampu atau tidak,” jelasnya.

Layaknya mubaligh, pelantun lagu ‘maafkan Aku’ itu juga menyelipkan beberapa ayat Al-Qur’an, seperti inti sari Surat Ar Rahman yang artinya “Nikmat Tuhan mana lagi yang kalian dustakan”.

Penggalan surat itu untuk maksud bahwa Indonesia adalah negara kaya yang besar dan aman untuk ditinggali.

BACA JUGA :  Akhirnya Sertifikat Milik Samsidar Dikembalikan oleh BRI

Selain itu, isu lain yang diangkat adalah toleransi dan langkah Pemkot Palu memupuk kembali nilai gotong-royong dan kekeluargaan.

Terkait upaya mewujudkan keamanan di Kota Palu, Pasha menyebut Pemkot telah menggalakkan Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan (K5) secara massif setiap malam merazia penghuni rumah kos.

“Disaat kita sedang terlelap tidur, mereka justru melakukan tugas untuk mengawasi lingkungan,” ujarnya.

Dengan keberadaan Satgas K5, Pasha mengklaim saat ini tingkat kriminal perlahan menurun, utamanya pelaku pembusuran.

“Itu bisa jadi karena peran Satgas K5. Karena saat razia, mereka mengamankan banyak busur dan senjata tajam. Ini sebenarnya adalah upaya menangkal radikalisme,” sebutnya.

BACA JUGA :  Jangan Sesat Pikir soal HAM

Satgas tambah dia juga berperan sebagai tokoh sentral dalam membangun kembali budaya gotong royong dan kekeluargaan. Sebab jaman ini masyarakat dalam satu lingkungan tidak lagi peduli untuk saling mengenal.

“Saya cuma berharap bantu pemerintah amankan kota. Peka dengan lingkungan kita. Terlebih dalam momentum Ramadhan. Itu saja yang kami harapkan. Jaga keamanan dan ketertiban kota ini,” harapnya.

Lantaran terbawa suasana, Pasha pun lupa dengan batas waktu yang diberikan.

“Maklumlah, ini sudah jadi kebiasaan. Kalau sudah pegang mic lupa dilepas. Terlebih jika sedang bernyanyi,” tutupnya. (HAMID)