PALU – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu meminta kepada para pelaku usaha sektor jasa makanan agar mewaspadai penipuan dengan modus melalukan orderan/pemesanan makanan/kue yang mengatasnamakan Bappeda Palu.

Perencana Ahli Muda Bappeda Kota Palu, Ardin, kepada Media Alkhairaat, di ruang kerjanya, Rabu (22/01), mengatakan, ulah oknum tersebut udah berlangsung sejak minggu lalu, hanya saja pihaknya belum menanggapi dengan serius karena berpikir hal tersebut merupakan informasi yang keliru.

“Dimulai dari minggu lalu ada penyedia jasa yang menghubungi saya bertanya soal pesanan, kemudian disusul ada seorang lurah juga yang mengonfirmasi soal pesanan dan orderan orderan ini terus berlangsung sampai tadi pagi,” ungkapnya.

Pihaknya banyak menerima klarifikasi dari beberapa pelaku usaha yang terkena dampak dan telah mengalami kerugian atas aksi orderan palsu tersebut.

Namun sejauh ini, kata dia, tidak ada penyedia jasa yang meminta ganti rugi ke Bappeda, walaupun di antaranya ada yang telah mengalami kerugian hingga 60 persen dari total pesanan

“Ada salah satu pelaku usaha yang telah menyediakan 60 persen dari total pesanan, tapi setelah dia tahu ini orderan tidak benar, maka bagi-bagikan makanan dos dan snack yang sudah disediakannya tersebut,” terangnya.

Ia berharap kepada pelaku usaha yang menerima pemesanan yang mengatasnamakan Pemkot (Bappeda) agar melakukan cross check atau menanyakan langsung kepada pihaknya.

Pihaknya akan membantu memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pelaku usaha terkait orderan yang dilakukan

“Misalnya ada orderan dari Bappeda, maka kami akan memberikan info dan nomor kontak jika pelaku usaha memerlukannya,” ujarnya.

Kata dia, modus penipuan ini terbilang cukup rapi, karena untuk meyakinkan korbannya, yang bersangkutan membuat surat berupa lembaran laporan pertanggung jawaban yang yang tertera cap dan tanda tangan pejabat Bappeda.

“Administrasi yang diperlihatkan kepada pelaku usaha dari si penipu ini memang mirip dengan format yang digunakan di pemerintahan. Setelah kami amati semuanya adalah palsu,” ungkapnya.

Bahkan, kata Ardin, untuk meyakinkan pelaku usaha adalah mengaku bersedia untuk dihubungi, bahkan lewat video call, bukan hanya sekadar chat.

“Itulah yang membuat penyedia jasa yakin bahwa orderan ini betul,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Bappeda Kota Palu, Mohammad Fachri, menambahkan, pihaknya akan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

“Ini menyangkut nama instansi. Karena ada ruang pengaduan melalui pihak kepolisian, maka kami akan menempuh jalur itu agar nama Bappeda tidak dirugikan,” ujarnya.

Fachri meminta kepada seluruh OPD untuk selalu mewaspadai dengan adanya modus penipuan orderan palsu seperti yang dialami Bappeda.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay