PALU – Wasita Karya menggelar sosialisasi peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, di salah satu hotel, di Kota Palu, Sabtu (26/11) pekan lalu.
Sosialisasi menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Anggota Komisi VI DPR RI, Dr. Supratman Andi Agtas.
Supratman dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mengetahui serta memahami peran BUMN Waskita Karya dalam mendorong kemajuan perekonomian UMKM bagi Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah
Sebab menurut dia, saat ini masih banyak masayarakat belum mengetahui serta memahami peran Waskita Karya.
“Perusahaan ini telah berhasil membangun berbagai infrastruktur yang ada di Indonesia. Diharapkan pembangunan di berbagai sektor yang dilakukan oleh Waskita Karya juga dapat dirasakan secara positif terhadap kemajuan perekonomian para penggiat UMKM di manapun berada,” harapnya.
Waskita Karya sendiri memiliki visi menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan, dengan sejumlah misi, antara meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia berlandaskan nilai inti perusahaan AKHLAK.
Misi lainnya adalah menghadirkan produk dan jasa berkualitas terbaik dengan menggunakan teknologi terkini dan sistem terintegrasi, memperhatikan kepedulian sosial dan keseimbangan lingkungan dalam aktifitas bisnis perusahaan serta beberapa misi lainnya.
Waskita Karya berdiri pada tahun 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan asing yang awalnya bernama Volker Aannemings Maatschapiij N.V.
Waskita Karya mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp1,2 triliun.
Pada Juni 2015, Waskita Karya menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan total nilai Rp 5.3 Triliun.
Salah satu anak perusahaan Waskita Karya, yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp5,2 triliun.
Pada Desember 2021 sampai Januari 2022, Waskita Karya menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru total senilai Rp9,44 triliun.
Adapun peran Waskita Karya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dan luar negeri, di antaranya sebagai agen pembangunan di bidang infrastruktur terus memberikan kontribusi positif untuk seluruh masyarakat dan stakeholders dalam membangun Indonesia.
Hal ini diwujudkan melalui pembangunan di berbagai sektor, antara lain jalan tol, bendungan, kelistrikan, bangunan gedung, bandar udara, dan jalur perkeretaapian.
Pada sektor jalan tol, Waskita turut berkontribusi dalam pembangunan beberapa jalan tol dengan total panjang kurang lebih 1.300 kilometer yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Manfaat dari pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (Jakarta – Surabaya) yaitu dapat memangkas waktu tempuh dari 20 jam menjadi 12 – 15 jam. Sedangkan manfaat Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Palembang) yaitu dapat memangkas waktu tempuh dari 12 jam menjadi sekitar 6 jam.
Sepanjang 2021, Waskita Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk empat ruas tol antara lain Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, Cinere-Serpong, dan Cibitung-Cilincing.
Sedangkan sepanjang 2022, PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk tiga ruas tol antara lain Cimanggis-Cibitung, Kanci-Pejagan, dan Pejagan-Pemalang.
Pada sektor bendungan, Waskita telah menyelesaikan pembangunan bendungan Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Gondang di Jawa Tengah, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Way Sekampung di Lampung. Selain itu Waskita juga tengah membangun beberapa bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada sektor kelistrikan, Waskita Karya saat ini tengah membangun jaringan transmisi 500 kV di Sumatera yang bertujuan untuk mengalirkan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara di bagian selatan ke bagian utara Pulau Sumatera. Listrik dialirkan menggunakan jalur transmisi dengan jumlah total sebanyak 1.574 tower transmisi 4 sirkit yang membentang sepanjang 681,43 km dari Muara Enim, Sumatera Selatan sampai dengan Perawang, Riau.
Pada sektor bangunan gedung, Waskita telah menyelesaikan beberapa proyek masjid antara lain pelebaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Baiturrahman Semarang di Jawa Tengah, dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di Jawa Tengah.
Sedangkan untuk apartemen, Waskita telah menyelesaikan Vasaka Nines, Yukata Suites, dan Brooklyn di Tangerang, Vasaka The Reiz Condo di Medan, dan 88Avenue di Surabaya.
Pada sektor bandar udara, Waskita telah menyelesaikan pembangunan beberapa bandara antara lain Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, sarana dan gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, serta Runway, Apron, Taxiway Bandara APT Pranoto Samarinda Kalimantan Timur, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.
Pada sektor jalur perkeretaapian, Waskita telah menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana kereta api antara lain Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan dan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta.
LRT Sumatera Selatan membentang sepanjang 23,4 Km melewati 13 stasiun antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Punti Kayu, Stasiun RSUD Palembang, Stasiun Garuda Dempo, Stasiun Demang, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Dinas Perhubungan, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Polrestabes, Stasiun Jakabaring Sport City, dan Stasiun DJKA.
Selain dalam negeri, Waskita juga mengerjakan proyek di luar negeri. Waskita telah menyelesaikan antara lain King Faisal Specialist Hospital & Research Centre, King Abdullah Financial District, Burj View Development, dan Mataf Masjidil Haram di Arab Saudi, Abu Dhabi Financial Center, dan Legend Plaza Residential Apartment di Uni Emirat Arab, Bandara Suai dan Jalan Oecusse di Timor Leste.
Transformasi Digital Waskita
Transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi itu perlu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth).
Pertumbuhan itu terjadi setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
Munculnya pandemi yang datang di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek-proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan. Kondisi ini mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari 8 stream.
Dari 8 stream itu, salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi. Digitalisasi dijadikan sebagai salah satu pilar karena keyakinan Waskita Karya bahwa digitalisasi ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah aplikasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat. Dari aplikasi ERP dan dua aplikasi untuk line of business, sampai tahun 2022 ini, digitalisasi di Waskita Karya sudah menghasilkan total 26 aplikasi.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya yang terbagi dalam empat tahap: bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction.
Tak hanya berhenti di implementasi teknologi, Waskita Karya kini sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse.
National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia. */RIFAY