Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sosok yang gagah, kuat, dan tangguh. Namun, hari itu tangisnya meledak saat utusan Aisyah radhiyallahu ‘anha mengantarkan seorang hamba sahaya dan seekor unta.
Bukan hamba sahaya dan unta itu yang membuat Umar menangis. Tetapi wasiat di baliknya.
Aisyah menceritakan, sebelum Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu wafat, ia menyampaikan wasiat kepadanya. “Aisyah… tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada yang bertambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikanlah kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,” kata Abu Bakar menjelang detik-detik wafatnya.
Tentu saja Aisyah sedih mendengar wasiat itu. Bukan karena apa-apa, tetapi karena ia merasa akan ditinggal oleh sang ayah. Belum tiga tahun Rasulullah meninggalkannya, kini ia akan ditinggal oleh Abu Bakar.
Dalam hidupnya, Sahabat Rasul SAW, ini pernah berkata, “Kegelapan itu ada lima dan pelitanya pun ada lima. Jika tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memerosokkan kita kedalam panasnya api neraka”. Tetapi, barangsiapa teguh memegang lima pelita itu maka ia akanselamat di dunia dan akhirat.”Kegelapan pertama adalah cinta dunia (hubb al-dunya). Rasulullah bersabda, ”Cinta dunia adalah biang segala kesalahan.” (HR Baihaqi).
Manusia yang berorientasi duniawi, ia akan melegalkan segala cara untuk meraih keinginannya. Untuk memeranginya, Abu Bakar memberikan pelita berupa takwa. Dengan takwa, manusia lebih terarah secara positif menuju jalan Allah, yakni jalankebenaran.
Kedua, berbuat dosa. Kegelapan ini akan tercerahkan oleh taubat nashuha (tobat yang sungguh-sungguh).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, didalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila ia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampunserta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.” (HR Ahmad).
Inilah al-roon (penutup hati) sebagaimanadisebutkan dalam QS Al-Muthaffifin (83) ayat 14.
Ketiga, kegelapan kubur akan benderang dengan adanya siraj (lampu penerang) berupa bacaan laailaaha illallah.
Muhammad Rasulullah. Sabda Nabi SAW, “Barangsiapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha illallah, ia akan masuk surga.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulallah, apawujud keikhlasannya?” Beliau menjawab, ”Kalimat tersebut dapat mencegah dari segala sesuatuyang diharamkan Allah kepada kalian.”
Keempat, alam akhirat sangatlah gelap. Untuk meneranginya, manusia harus memperbanyak amal shaleh.
QS Al-Bayyinah (98) ayat 7-8 menyebutkan, orang yang beramal shaleh adalah sebaik-baik makhluk, dan balasan bagi mereka adalah surga ‘Adn. Mereka kekal di dalamnya.
Kelima adalah shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) dan yaqin adalah penerangnya. Yaitu, meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati segala hal yang gaib,termasuk kehidupan setelah mati (eskatologis).
Dengan keyakinan itu, kita akan lebih aktif mempersiapkan bekal sebanyak mungkin menuju alam abadi (akhirat).
Demikian lima wasiat Abu Bakar. Semoga kita termasuk pemegang kuat lima pelita itu, sehingga menyibak kegelapan danmengantarkan kita ke kebahagiaan abadi di surga. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)