SIGI- Sejumlah warga terpencil yang tinggal di Dusun Ngata Papu, Desa Balumpewa, Kecamatan Dolo Barat, Sigi, mengaku kebingungan atas sumbangan satu kardus buku dari Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) setempat. Menurut warga Ngata Papu, isi buku ini terlalu berat untuk mereka pahami.
Buku ini memuat Undang-undang dan bacaan mahasiswa. Maka dalam waktu dekat akan mengembalikan buku tersebut.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Banua Pangajari Selfina, aktifis literasi di dusen tersebut. Menurutnya, semua buku baik untuk dibaca, tetapi harus tepat sasaran. Baginya, buku yang telah dibagikan belum tepat sasaran. Anak-anak di dusun, lebih membutuhkan buku bacaan setingkat SD, buku tulis dan alat tulis.
“Satu dos buku, itu buku di Banua Pangajari itu buku ada, itu buku yang dibagi-bagikan gratis oleh Balai Bahasa dan buku Undang-undang yang berwarna merah. Masyarakat sendiri, bilang begini, ini buku apa. Anak-anak di sini tidak butuh buku begini,” ungkapnya belum lama ini.
Menurut Cepy sapaan akrabnya, bahkan salah seorang warga Ngata Papu yang diketahui bernama File, menanyakan kepada dirinya, bahwa buku tersebut diperuntukan untuk apa. Warga kata dia, dibuat kebingungan, karena tidak ada yang ingin membaca buku tersebut.
“Dan buku diisi kembali di kardus untuk dikembalikan, karena rugi tidak tepat sasarannya, dibagikan siapa yang memerlukan. Dalam waktu dekat masyarakat sendiri yang akan mengembalikan buku tersebut. Karena mereka sendiri yang menilai, tidak mengerti buku itu. Kalau bisa sesuaikanlah dengan kebutuhan bahan bacaan anak-anak di Ngata Papu,” tutupnya. (NANANG IP)