PALU – Salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Talise, Kota Palu, Amir Sidik mengeluhkan sistem perekrutmen karyawan yang dilakukan PT Citra Palu Minerals (CPM). Perusahaan yang mengolah tambang emas di Kelurahan Poboya itu dinilai hanya dimanfaatkan segelintir orang dan tidak mengakomodir kepentingan warga secara keseluruhan.

“CPM kan melakukan perekrutan tenaga kerja di sejumlah wilayah yang terdampak limbahnya, termasuk penyaluran dana CSR-nya, namun sampai dengan saat ini saya mempertanyakan hal itu,” kata Amir Sidik, Senin (04/10) siang.

Menurutnya, penyaluran dana CSR dan perekrutan tenaga kerja yang dilakukan hanya menyentuh kepada personal saja di tiap kelurahan.

“Contohnya di Kelurahan Talise kuota sebanyak 60, tapi hanya diisi 12 orang, berarti tidak sampai sosialisasi itu,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ketika berbicara Poboya, maka finishnya adalah Talise karena aliran Sungai Pondo itu sampai ke Talise.

“Kami orang Talise bawah sampai hari ini tidak pernah dihubungi,” terangnya.

Ia menegaskan, jika kondisi seperti itu terus berlangsung, maka dirinya akan melakukan perlawanan.

“Saya secara pribadi akan melawan CPM. Saya kira kawan-kawan di Front Pemuda Kaili (FPK) juga tidak sepakat dengan itu, karena sifatnya tidak membantu masyarakat,” tegasnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Manager External Relation and Permit PT CPM, Amran Amier, mengatakan, untuk rekrutmen tenaga kerja, CPM memang memprioritaskan warga Ring 1 (Poboya, Lasoani, Tanamodindi, Kawatuna, Valangguni dan Talise).

“Namun bukan memberikan kuota tertentu untuk masing-masing kelurahan. Prioritas ini dikhususkan untuk tenaga non skill,” katanya.

Untuk tenaga kerja yang skill, lanjut dia, memang akan diutamakan warga Ring 1, namun bila tidak ada, barulah dicari dari Ring 2 (Palu dan sekitarnya).

“Setelah itu baru ke regional Sulawesi Tengah (ring 3) dan terakhir secara nasional (luar Sulawesi Tengah atau Ring 4),” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay