Warga Purwosari Gotong Royong Perbaiki Rumah Korban Banjir Bandang

oleh -
Warga Purwosari bergotong royong memperbaiki rumah korban banjir bandang Torue beberapa waktu lalu. (FOTO : dok Pemdes Purwosari)

PARIMO – Warga Purwosari, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) bergotong royong memperbaiki rumah korban banjir bandang Torue  beberapa waktu lalu.

Hal itu dilakukan, karena tidak adanya bantuan berupa hunian sementara (Huntara) bagi korban banjir di desa tersebut oleh  pemerintah daerah.

Kepala Desa Purwosari, I Putu Kembar Eka Budianto, mengatakan, terdapat satu unit rumah warga di dusun tiga yang mengalami rusak parah, di bagian pondasi bangunan yang terseret banjir.

“Sejak kejadian itu sampai saat ini, satu rumah di desa kami itu tidak masuk dalam program kebencanaan dari BPBD setempat, padahal warga kami menjadi korban,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (08/12).

Ia mengaku, pihaknya telah melaporkan kepada pemerintah sejumlah kerusakan infrastruktur yang dialami, baik itu jembatan, jalan kantong produksi serta satu unit rumah warga.

BACA JUGA :  Jaga Netralitas, Wali Kota Palu Tegaskan Tak Libatkan ASN dan Pasang Baliho

Bahakan, pihaknya mengusulkan satu rumah tersebut agar masuk dalam usulan puluhan rumah di desa Torue. Namun, jawaban yang didapatkan dari pemerintah usulan dari desa lain tidak dibolehkan disatukan dengan desa lainnya yakni Desa Torue yang mengalami kerusakan cukup parah.

“Padahal kami hanya mengusulkan satu unit huntra saja tapi tidak dibolehkan, ada beberapa rumah hanya terdampak banjir namun tidak mengalami kerusakan cukup serius,” jelasnya.

Karena tidak ada kejelasan, maka pihaknya bersama warga bergotong royong memperbaiki rumah warga tersebut, dengan melakukan pengecoran agar pondasi rumah tidak mengalami keretakan dan kerusakan lebih parah lagi.

BACA JUGA :  Bawaslu Parimo Gandeng Stakeholder Sukseskan Pilkada Serentak

Menurut dia, sentuhan program pasca banjir hanya sebatas normalisasi dari BPBD Parimo, padahal terdapat beberapa infrastruktur berupa jembatan mengalami kerusakan sehingga terdapat program rehabilitasi.

Kata dia, sisa matrial jembatan sejauh ini masih melintang di permukaan sungai akibat banjir Torue tersebut, untuk mengakut material tersebut tidak mampu dengan tenaga manual.

“Dihancurkan pun tidak mampu, bahkan mengunakan alat pihak perusahaan yang bekerja di sungai tidak mampu mengangkat material tersebut. Kami khawatirkan, sewaktu-waktu banjir datang, sehingga menghambat jalan air pastinya terjadi luapan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Karyawan Hindu PT IMIP Bentuk Organisasi untuk Kegiatan Sosial

Ia mengatakan, pihaknya telah melaporkan hal ini ke Pemkab, namun tidak mendapat penangnan sampai sekarang, tercatat jembatan putus di dusun 3  ada 2 unit selain itu kerusakan jembatan ringan ada  2 unit.

“Kerugian akibat putusnya jembatan membuat akses jalan masyarakat terhalangi, apalagi anak sekolah, petani kebun dan lainnya, meskipun  ada jalan alternatif namun warga harus menempuh rute yg lebih jauh,” pungkasnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin