Warga Pombewe Gelar Haul Guru Tua

oleh -

SIGI – Masyarakat Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, melalui PHBI Desa Pombewe dan Risma Desa Pombewe, serta pemuda Alkhairaat Desa Pombewe melaksanakan peringatan Haul ke-53 Habib Idrus Bin Salim Aldjufri atau Guru Tua, 12 Syawal 1442 H, bertempat di Masjid Nidaulkhairaat Desa Pombewe Senin (22/05).

Pelaksanaan Haul Guru Tua tersebut diawali dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin langsung imam masjid Nidaulkhairaat. Selanjutnya penyampaian secara singkat riwayat perjalanan H.S Idrus Bin Salim Aldjufri (Guru Tua), oleh salah satu pengurus Risma Desa Pombewe.

Diketahui Guru Tua merupakan berasal dari keluarga yang mulia dan memiliki sanas langsung dari Nabi Muhammad SAW. Guru Tua yang lahir di Taris Hadramaut 15 Sya’ban 1309 H memiliki kecerdasan dari berbagai ilmu atas kitab kitab yang di pelajarinya, sehingga Guru Tua sangat di segani para ulama yang ada di Taris dan di angkat sebagai Qhodi di negerinya.

Sayid Idrus Bin Salim Aldjufri wafat Senin 12 Syawal 1389 H di Kota Palu, setelah dalam perjuangannya membangun madrasah yang dinamakan Alkhairaat yang bermakna kebaikan.

BACA JUGA :  Jika Terpilih Jadi Gubernur, Ahmad Ali Akan Ciptakan 10 Ribu Usahawan Baru

Ratusan madrasah Alkhairaat dibangun melalui murid muridnya di seluruh penjuru tidak hanya di Sulawesi Tengah, namun di beberapa pulau yang ada di Indonesia Timur.

Peringatan Haul Guru Tua Desa Pombewe yang di hadiri ratusan orang itu, juga hadir Habib Hasan bin Ali bin Muhammad bin Idrus bin Salim Aldjufri, H. Abdul Azis Godal tokoh pendidik Desa Pombewe, H.Munif Godal, pemerintah desa setempat serta tokoh masyarakat

Di kesempatan itu pula, H.Najimudin yang merupakan salah satu murid Guru Tua menyampaikan sepintas kisah saat dirinya belajar di madrasah.

H.Najimudin mengatakan, dirinya merupakan murid pertama saat madrasah Alkhairaat yang dibuka pertama kali di Biromaru. Kala itu kata Najimudin, Ustad Mahfud Godal bersama rekannya yang juga murid Guru Tua mengajar agama.

BACA JUGA :  Pembacaan Mahalul Qiyam Menggema di Milad Alkhairaat

“Waktu itu seingat saya tahun 1942 pelajaran yang diberikan mutala’ah, dan kami sangat senang. Cara mengaji yang sebelumnya harus dieja dengan model lama, akhirnya pembacaan itu berubah seperti saat ini,” kisahnya.

Selama 4 tahun kami belajar MDA saat itu, dilanjutkan 2 tahun di PGA tahun 1965. Dirinya lebih sering bertema Guru Tua, saat masuk di PGA yang bertempat di Kota Palu, baik di saat mengajar bersama murid pertamanya maupun di rumah Guru Tua.

Sementara Habib Hasan bin Ali bin Muhammad bin Idrus bin Salim Aldjufri yang tidak lain cucu dari Guru Tua menyampaikan di kesempatan itu bahwa, peringatan Haul Guru Tua merupakan suatu kecintaan masyarakat atas jasa yang telah diberikan oleh negeri ini.

BACA JUGA :  WBP Lapas Palu Sukses Kelola Hidroponik: Selada Jadi 'Emas Hijau'

Ajaran-ajaran yang telah diberikan tersebut, tentunya harus dimanfaatkan dengan baik, dan disampaikan lagi kepada keluarga karena hal tersebut merupakan sunah.

“Banyak hal yang sudah diajarkan oleh Guru Tua kepada kita, maupun yang di sampaikan oleh murid muridnya. Tidak hanya belajar mengenal baca tulis Al-Qur’an, namun sikap serta perilaku kita dalam keseharian juga diajarkan,” kata Habib Hasan.

Olehnya tekan Habib Hasan, apa yang sudah diajarkan untuk dilaksanakan dan Implementasikan dengan baik, sehingga syafaat Guru Tua akan selalu bersama, khususnya dalam menjaga generasi muda masa depan.

Acara Haul Guru Tua 53 ditutup dengan jabat salam seluruh yang hadir dalam pelaksanaan tersebut, yang juga masih dalam rangka halal bil halal suasana Idul Fitri 1442 H. (Hady)