MOROWALI – Warga Desa Nambo, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali menggelar aksi demo,  di PT Rezky Utama Jaya, Kamis (30/06).

PT Rezky Utama Jaya adalah salah satu perusahaan yang akan beroperasi dalam kegiatan penambangan bebatuan gunung di wilayah tersebut.

Warga yang datang dalam aksi demo mengatasnamakan dirinya Aliansi Pemuda Nambo (Ai Pena). Setibanya, kelompok massa diterima sejumlah perwakilan perusahaan, aksi mendapat pengawalan dari aparat Kepolisian dan TNI.

Humas PT Rizky Utama Jaya untuk Desa Nambo, Agus dalam keteranganya menjelaskan, bahwa massa adalah warga masyarakat Desa Nambo, yang datang menyuarakan 5 poin tuntutan kepada perusahaan.

“Memang benar, tadi ini perusahaan didatangi massa. Kenapa ada aksi massa, karena menurut hemat kami ini hanyalah bagian daripada kesalapahaman infornasi saja tidak lebih dari itu. Dalam artian masyarakat baru mendengarkan sepihak,” ucap Agus  di Ruang kerjanya.

Diutarakan Agus, informasi yang  berhembus ketengah masyarakat, yakni terkait keinginan perusahaan yang tidak akan lagi memperpanjang kontrak kerja kapada salah seorang juru masak diperusahaan,  yang kontraknya akan habis pada bulan Juni ini.

“Sebelum aksi ini turun sebenarnya saya juga hendak menemui ke Pemerintah desa untuk menjelaskan permasalahannya. Tapi hal ini tidak bisa saya realisasikan, karena seperti kita ketahui bahwa Kepala Desa se Morowali termasuk kepala Desa Nambo saat ini ada kegiatan di Palu,” sebutnya.

Kata Agus, mengenai aksi ini, sepanjang apa yang menjadi tututan itu dapat memberikan asas manfaat dan aksinya juga dilakukan dengan cara yang sehat, maka perusahaan akan selalu membuka pintu dan bersedia diajak kompromi.

“Kalau dilihat itu tuntutan massa aksi sebanyak 5 poin. Jadi, saya minta maaf ya ! belum dapat menjelaskan lebih jauh lagi, karena ada pertemuan pada 6 Juli yakni di gedung pasar Desa Nambo sebagai tindak lanjut dari aksi hari ini,” terangnya.

Ditambahkan Agus, pada 6 Juli nanti  berharap agar pimpinan perusahaan juga bisa hadir, sebab hal ini menjadi salah satu permintaan massa. Sehingga dalam menindadak lanjuti tuntutan pada pertemuan nanti, akan lahir keputusan yang sama-sama menguntungkan.

“Menurut saya pribadi, bagus juga ada aksi seperti ini. Supaya perusahaan juga dapat mengevaluasi dan membenahi segala sesuatunya yang mungkin kurang atau tidak sepemahaman dengan keinginan masyarakat. Supaya apa, bisa diperbaiki, apalagi ini perusahaan masih dalam tahap pembangunan perlengkapan untuk produksi,”pungkas Agus.

Sementata itu di itempat terpisah, Koordinator lapangan (Korlap)  Ai Pena,  Aswar membenarkan, ada 5 poin yang menjadi tuntutan aliansi, dan paling utama adalah perusahaan diduga belum memiliki seorang Kepala Teknik Tambang (KTT). Sebab, peran KTT sangat penting sekali dalam memanejemen perusahaan.

Berikutnya, adanya perjanjian perusahaan kepada desa tentang peyewaan jety yang digunakan perusahaan saat ini. Perjanjian itu dilakukan pada tahun 2021 kemarin, adapun nilai penyewaan yang dijanjikan oleh perusahaan Rp 1 miliar pertahun.

“Pada bulan agustus ini sudah akan memasuki 1 tahun. Namun sampai dengan saat ini, penyewaan yang dijanjikan itu belum ada diberikan ke desa,” ungkap Aswar.

Lanjut Aswar terkait masalah diperpanjang atau tidaknya soal kontrak salah seorang juru masak memang menjadi hak perusahaan. Sejauh ini Aliansi Ai Pena menerima laporan yang bahwa bersangkutan atau juru masak tersebut tidak mempu meningkatkan kinerjanya selama menjalani menjalankan kontraknya. Dan masa kontraknya akan berakhir bulan Juni ini.

“Disini saya perlu tegaskan jika memang benar alasan itu digunakan oleh perusahaan sehingga tidak mau memperpanjang kontrak juru masak tersebut. Kami tidak terima, kenapa demikian ? semua masyarakat di desa kami, mengetahui persis bahwa juru masak yang dimaksud sangat disiplin. Masih subuh sudah turun rumah hanya untuk pergi keperusahaan menjalankan kewajibannya. Berharap agar perusahaan bisa memperhatikan sisi kemanusian sebelum mengambil keputusan,”ungkap Aswar.

Dijelaskan Aswar, sekiranya nanti 5 poin dimaksud yang menjadi tuntutan Ai Pena tidak ditanggapi oleh perusahaan, maka demi kepentingan masyarakat, Ai Pena tidak berhenti bergerak dan berjuang supaya tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

“Sekedar mengingatkan apabila tuntutan kami sama sekali tidak ditanggap oleh perusahaan, saya tegaskan kami akan turun dengan massa besar lagi untuk menyegel lokasi perusahaan. Penting juga diketahui bahwa disatu sisi kami masyarakat desa juga tidak menentang keberadaan investasi. Kami dukung setiap investasi,” pungkas Aswar.

Reporter : Harits
Editor : Yamin