PALU – Progres pembangunan di wilayah Kecamatan Tatanga dinilai sangat tertinggal dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Palu.
Hal ini menjadi keluhan yang disampaikan warga Kecamatan Tatanga, saat menghadiri kegiatan reses yang dilakukan Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulteng, Wiwik Jumatul Rofi’ah di Kelurahan Pengawu, Senin (06/12).
“Kalau dari segi pembangunan di Kota Palu ini, kelihatannya Kecamatan Tatanga ini sangat tertinggal dari lain. Ini bukan hanya khusus di Kelurahan Pengawu, tapi juga di kelurahan lain yang ada di Tatanga. Apakah kita ini dianggap anak terakhir atau bagaimana,” keluh salah satu warga Kelurahan Pengawu, Moh Zen.
Kata dia, di Kecamatan Tatanga, khususnya Kelurahan Pengawu, tidak ada trotoar dan drainase, kondisi jalannya pun tidak mulus.
“Di Pengawu ini banyak ruas jalan yang rusak, padahal pemukiman di sini sudah ribuan. Jalan Padanjakaya saja baru diperbaiki sekarang, padahal dari dulu sudah rusak,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Ketua RW VI, Dandilau. Kata dia, di Kelurahan Pengawu, ada beberapa usulan melalui Musrembang, utamanya terkait infrastruktur yang baru sebagian kecil direalisasikan oleh pemerintah.
“Harapannya, dengan adanya pokir anggota DPRD Sulteng, maka usulan-usulan yang tidak terealisasi di Musrembang, bisa terlaksana,” harapnya.
Ia juga menyampaikan perihal jalan lingkungan yang rusak dan minimnya sumber air bersih.
“Untuk air bersih ibi baru tiga titik yang masuk. Beberapa RT belum ada sama sekali,” ungkapnya.
Warga lainnya yang juga Ketua RT di Pengawu, Fajrin Nasir, menyinggung proses pekerjaan Jalan Padanjakaya yang dinilai telah mematikan usaha masyarakat.
“Pekerjaan itu mematikan usaha orang karena terhalang material yang tertumpuk sudah dua pekan ini. Ini karena armada yang tidak memadai untuk mengangkut material yang tertumpuk itu. Mohon disampaikan ke pihak terkait, orang lewat harus berputar jauh, mau shalat saja susah karena terhalang material yang menumpuk di jalan,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wiwik langsung merespon beberapa usulan masyarakat. Beberapa usulan yang dimaksud adalah perbaikan jalan lingkungan dan bantuan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBe).
“Insya Allah, usulan ini akan direalisasikan, paling cepat di anggaran perubahan tahun 2022 atau di tahun anggaran 2023 mendatang,” kata Wiwik.
Saat reses tersebut, Wiwik sengaja membagikan formulir yang bisa diisi warga. Menurut Wiwik, dalam formulir tersebut, warga bisa mengisi apa saja yang menjadi keluhannya terkait reses, dan juga bisa mengusulkan program yang dianggap paling prioritas. (RIFAY)