PALU- Video pengusiran orang Kaili di Morowali oleh Anwar Hafid viral di media sosial whatsapp grup. Dalam video berdurasi 2 menit 7 detik tersebut pelaku video mewawancara seseorang disebut dengan papa Ela terkait kisah pengusiran suku Kaili tersebut.
Singkatnya dalam video tersebut, ketika penjabat Bupati Morowali dipimpin oleh Tato Masitudju didatangi oleh sekelompok orang salahsatunya Anwar Hafid mengusir orang Kaili, bahasanya tudak ada orang Kaili di Morowali pulang,pulang.
Hal tersebut didengarkan oleh yang bersangkutan sendiri ketika berada di rumah jabatan Bupati dijabat oleh pamannya Tato Masitudju pada 1999
Beredarnya video tersebut mendapat reaksi dan tanggapan dari berbagai kalangan salahsatunya perwakilan masyarakat suku Kaili dari Kabupaten Donggala.
Koordinator Perwakilan Suku Kaili Kabupaten Donggala Nurdin Usman sangat menyesalkan video yang beredar tersebut sengaja dihembuskan demi kepentingan Pilkada. Dirinya sangat menyayangkan suku Kaili dibawa-bawa dalam politik, dan bisa membuat disintegrasi. Dan menganggap penyebar video tersebut akibat karena ketidakmampuan, serta tidak memiliki konsep menjadikan pilkada ajang demokrasi lebih bermartabat
“Janganlah kesukuan ini. Kami sebagai masyarakat Kaili digiring untuk kepentingan-kepentingan politik sesaat. Padahal para pasangan calon sudah berikrar untuk kampanye damai;” kata Nurdin sekaligus Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah di salah satu kafe Kota Palu, Senin (18/11).
Nurdin menilai ada oknum-oknum sengaja menghembuskan isu-isu bersifat suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) untuk menjatuhkan kandidat lain.
Olehnya Nurdin meminta pembuat video dan membuat pernyataan dalam video, dan segera menarik video tersebut, karena hal itu tidak bisa ditolerir. Pihaknya juga segera membuat laporan polisi.
“Saya meminta kepada masyarakat Sulteng menjaga kondusifitas Pilkada;jl jangan sampai diciderai atau dimanfaatkan oleh oknum tertentu membawa isu SARA bisa membuat disintegrasi di Sulteng. Kami tidak mau suku Kaili ini dibawa-bawa seakan-akan dibenturkan,” kata Nurdin.
Nurdin bahkan menegaskan, hampir sebagian suku Kaili wilayah Utara Donggala mendukung pasangan calon nomor urut 2, Gubernur Anwar Hafid dan wakil Gubernur Sulteng Renny Lamadjido.
Nurdin mengajak semua pihak dari suku mana saja Kaili, Bugis, Makasar, Jawa untuk bersama-sama menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Sulteng, dengan damai tanpa membawa-bawa isu SARA.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG