Warga Kaili Donggala Kecam Isu SARA di Pilkada Sulteng 2024

oleh -
Nurdin Usman di tengah-tengah perwakilan masyarakat suku Kaili Kabupaten Donggala di salahsatu kafe Kota Palu, Senin (18/11). Foto : IKRAM

PALU- Video pengusiran orang Kaili di Morowali oleh Anwar Hafid viral di media sosial whatsapp grup. Dalam video berdurasi 2 menit 7 detik tersebut pelaku video mewawancara seseorang disebut dengan papa Ela terkait kisah pengusiran suku Kaili tersebut.

Singkatnya dalam video tersebut, ketika penjabat Bupati Morowali dipimpin oleh Tato Masitudju didatangi oleh sekelompok orang salahsatunya Anwar Hafid mengusir orang Kaili, bahasanya tudak ada orang Kaili di Morowali pulang,pulang.

Hal tersebut didengarkan oleh yang bersangkutan sendiri ketika berada di rumah jabatan Bupati dijabat oleh pamannya Tato Masitudju pada 1999

Beredarnya video tersebut mendapat reaksi dan tanggapan dari berbagai kalangan salahsatunya perwakilan masyarakat suku Kaili dari Kabupaten Donggala.

BACA JUGA :  850 Kotak Suara Untuk Pilkada 2024 Tiba di Poso

Koordinator Perwakilan Suku Kaili Kabupaten Donggala Nurdin Usman sangat menyesalkan video yang beredar tersebut sengaja dihembuskan demi kepentingan Pilkada. Dirinya sangat menyayangkan suku Kaili dibawa-bawa dalam politik, dan bisa membuat disintegrasi. Dan menganggap penyebar video tersebut akibat karena ketidakmampuan, serta tidak memiliki konsep menjadikan pilkada ajang demokrasi lebih bermartabat

“Janganlah kesukuan ini. Kami sebagai masyarakat Kaili digiring untuk kepentingan-kepentingan politik sesaat. Padahal para pasangan calon sudah berikrar untuk kampanye damai;” kata Nurdin sekaligus Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah di salah satu kafe Kota Palu, Senin (18/11).

Nurdin menilai ada oknum-oknum sengaja menghembuskan isu-isu bersifat suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) untuk menjatuhkan kandidat lain.

BACA JUGA :  Miliki Sabu 14,90 Gram, Pemuda Sulsel Dibekuk Polisi di Morowali

Olehnya Nurdin meminta pembuat video dan membuat pernyataan dalam video, dan segera menarik video tersebut, karena hal itu tidak bisa ditolerir. Pihaknya juga segera membuat laporan polisi.

“Saya meminta kepada masyarakat Sulteng menjaga kondusifitas Pilkada;jl jangan sampai diciderai atau dimanfaatkan oleh oknum tertentu membawa isu SARA bisa membuat disintegrasi di Sulteng. Kami tidak mau suku Kaili ini dibawa-bawa seakan-akan dibenturkan,” kata Nurdin.

BACA JUGA :  Kemenag Poso Perkuat Moderasi Beragama Lewat Dialog Kebangsaan

Nurdin bahkan menegaskan, hampir sebagian suku Kaili wilayah Utara Donggala mendukung pasangan calon nomor urut 2, Gubernur Anwar Hafid dan wakil Gubernur Sulteng Renny Lamadjido.

Nurdin mengajak semua pihak dari suku mana saja Kaili, Bugis, Makasar, Jawa untuk bersama-sama menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Sulteng, dengan damai tanpa membawa-bawa isu SARA.

Reporter: IKRAM/Editor: NANANG