PALU – Saat warga kesusahan mendapatkan stok minyak goreng, namun ada-ada saja warga dengan mudahnya mendapatkan stok minyak goreng. Bukan hanya sebungkus dua bungkus, tapi dalam jumlah sangat banyak dan tidak wajar.
Hal itu berdasarkan temuan di lapangan Media Alkhairaat, sekira pukul 16.25 WITA Jumat kemarin, di Jalan Setia Budi, samping Kantor Pegadaian. Sebuah mobil pickup hitam membawa stok minyak goreng dengan jumlah banyak, sempat direkam oleh media.
Dalam mobil itu terdapat minyak goreng kemasan 2 liter sejumlah 12 karton, Minyak goreng kemasan 50 liter 6 jerigen, 4 dos besar kecap dan 3 dos besar garam meja.
Ketika media ini bertanya kepada pengemudi kendaraan yang tidak menyebutkan namanya itu, dia mengaku cuma sebagai pengantar barang. Jika hendak membeli minyak goreng itu silakan datang langsung ke agen minyak goreng di Jalan Dr. Wahidin CV Anugerah Jaya samping aneka plastik.
“Ibu tidak bisa beli di sini. Minyak Goreng ini punyanya penjual bakso itu,” akunya sambil menunjuk warung bakso yang berada di samping Pegadaian Setia Budi.
Sementara Hasmawati warga Jalan Jati Kelurahan Nunu mengatakan, saat ini mendapatkan minyak goreng murah sangat susah. Di pasar, di toko hingga di swalayan semua stok kosong.
“Agen minyak goreng itu pilih kasih. Begitu sudah kalau baku kenal dengan orang dalam pasti mudah mendapatkan minyak goreng murah,” ujar Hasmawati kepada media alkhairaat online.
Sementara di tempat terpisah, Rahma warga jalan S.Parman mengaku kesal, terhadap pelayanan di BNS jalan S.Parman, Kelurahan Besusu Tengah, karena stok minyak goreng yang dijual di sana seperti kucing- kucingan. Minyak goreng disembunyikan, dan tidak dibagi rata kepada pembeli.
“Padahal saya baru tinggalkan kasir sebentar pergi ambil keranjang belanja, karena tadi saya lihat ada minyak goreng mereka taruh di kasir. Pas balik sudah habis. Masa cepat sekali habis dalam sekejab tiga dos minyak goreng,” ujar Rahma kesal.
Setelah dikonfirmasi ke pihak kasir BNS, minyak goreng kemasan itu sengaja tidak dipajang, menghindari banyaknya pembeli yang mengambil secara berulang.
“Sengaja kami tidak pajang minyak goreng itu karena menghindari orang beli dobel karena harga minyak goreng ini murah, pasti banyak yang mau timbun,” ujar salah seorang kasir di BNS yang tidak menyebutkan namanya.
Reporter: Irma