PARIMO – Warga Desa Sijoli, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), mengeluhkan sistem bagi hasil tambak udang Vaname milik PT Parigi Aquakultura Prima.

Pasalnya, keuntungan yang dijanjikan dari hasil produksi tak kunjung dirasakan pemilik lahan.

“Beberapa tahun terakhir, perusahaan tambak udang Vaname tidak memberikan keuntungan kepada warga,” ungkap Anggota DPRD Parimo, Arifin Dg. Palalo, belum lama ini.

Arifin menjelaskan, meskipun persentase bagi hasil telah dinaikkan hingga 10 persen, nilai yang diterima pemilik lahan masih sangat kecil. Dalam sekali panen yang menghasilkan puluhan ton udang, warga hanya mendapat sekitar Rp500 ribu.

“Pemilik lahan hanya dapat Rp500 ribu sekali panen, padahal produksi mencapai puluhan ton,” ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Arifin, membuat warga kebingungan. Jika mereka memutuskan untuk mengakhiri kerja sama, lahan yang telah digunakan untuk tambak sudah tidak bisa kembali dimanfaatkan seperti semula karena rusak.

Ia pun mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Parimo untuk segera menindaklanjuti persoalan tersebut agar masyarakat tidak terus dirugikan.

Selain persoalan tambak, Arifin juga meminta Pemda Parimo berkoordinasi dengan perusahaan minyak goreng yang memiliki pabrik di Aedan Raya, Kecamatan Moutong.

Pabrik tersebut diketahui sempat mempekerjakan lebih dari 1.000 tenaga kerja, namun kini sudah berhenti beroperasi.

“Kantor perwakilan perusahaan ini ada di Makassar dan Jakarta. Sekiranya Pemda bisa berkomunikasi lagi, agar pabrik ini bisa beroperasi kembali dan membuka lapangan pekerjaan,” pungkasnya.