PALU – Wali Kota Palu, Hidayat, menyatakan, salah satu tokoh yang menginspirasi lahirnya visi misi Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, yakni “Palu Kota Jasa, Berbudaya dan Beradat Dilandasi Iman dan Taqwa” adalah sosok Pendiri Perguruan Islam Alkhairaat, HS Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Ttua.
“Dimana ketika itu, Guru Tua memerintahkan agar seluruh SD harus ada pendidikan agama. Dahulu, pagi hari diisi dengan pendidikan formal dan sore dilanjutkan dengan pendidikan agama. Kenapa demikan, karena pendidikan agama ini merupakan bagian dalam pembentukan karakter manusia dalam kehidupan sosialnya,” kata Hidayat, Jumat (07/07).
Hidayat menambahkan, agama mengajarkan budi pekerti, maka lahirlah toleransi, kekeluargaan dan gotong royong yang pada prinsipnya selaras dengan adat dan budaya serta terciptanya kehidupan sosial di masyarakat yang rukun dan damai.
“Inilah dasar kenapa saya ingin semua anak sekolah harus ada pendidikan agama, kendati Pemkot harus mengucurkan dana sebesar Rp3 miliar semi suksesnya program ini. Karena seiring dengan era modern, semua itu mulai ditinggalkan dan menjadi penyebab terjadinya kekacauan dimana-mana,” terang Hidayat.
Lebih lanjut Hidayat mengatakan, semua program yang dituangkan dalam visi misi juga buah dari kenangan masa lalu, dimana masyarakatnya selalu hidup damai dan tenang.
“Ini yang harus kita petik. Kenapa kehidupan masa lalu itu tenang dan damai, semua dikarenakan agama hidup dan berperan besar,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Palu, Ansyar Sutiadi, menambahkan guna mendorong tercapainya visi misi Pemkot, maka telah didorong penambahan jam belajar di seluruh SD Negeri dan swasta se Kota Palu.
“Untuk agama Islam berupa baca tulis Al-Quran dan agama lainnya menyesuaikan dengan ajaran agama masing-masing,” jelasnya.
Menurutnya, untuk Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), wali kota di beberapa kesempatan selalu mengungkapkan bahwa dirinya terinspirasi dengan Guru Tua sebagai salah satu ulama yang menyebarkan agama islam di Sulteng dan di beberapa wilayah timur Indonesia.
“Kita menghargai adanya kelas diniyah, tetapi itu tidak ada unsur pemaksaan. Maka kami melakukan paksaan untuk itu, sehingga para murid kelas 5 SD yang sudah mengikuti program BTQ ini akan mendapatkan sertifikat sebagai syarat kelulusan,” ungkapnya.
Pemkot sendiri segera menerbitkan Perwali agar program itu benar-benar diterapkan di seluruh sekolah.
“Ini akan diberlakukan pada tahun ini, sehingga untuk tahun ajaran mendatang, sertifikat itu sudah berlaku pada penamatan,” jelasnya.
Lebih lanjut Ansyar menambahkan, khusus program BTQ ini, Pemkot berencana mewisuda ratusan siswa yang telah dinyatakan lulus, pada momen kegiatan Festival Pesona Palu Nomoni, September mendatang.
“Wali kota juga akan melanjutkan program BTQ ini di tingkat SMP dengan membuka kelas khusus mengenai minat bakat. Anak-anak yang berprestasi, pendekatannya berbentuk kelas yang akan dibuka pada empat wilayah se Kota Palu,” pungkasnya. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.