Wali Kota Mengaku Berjuang Selama 4 Tahun Bangkitkan Lembaga Adat

oleh -
Pengukuhan 12 Lembaga Adat tingkat kelurahan di Kecamatan Ulujadi dan Palu Barat, akhir pekan lalu. (FOTO: MAL/HAMID)

PALU – Wali Kota Palu Hidayat mengaku berjuang selama kurang lebih empat tahun untuk membangun kembali lembaga ada Tanah Kaili. Hal itu sudah dilakukan sejak dirinya masih menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbagda) Provinsi Sulteng, tepatnya sejak tahun 2012 silam.

“Alhamdulillah Allah mengabulkan upaya kita membangun kembali lembaga adat Kaili. Dengan jabatan kepala daerah ini, saya akan terus mendorongnya,” kata Hidayat saat pengukuhan 12 Lembaga Adat tingkat kelurahan di Kecamatan Ulujadi dan Palu Barat, di Gedung Serba Guna Kelurahan Tipo, akhir pekan lalu.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah merumuskan regulasi sebagai landasan hokum lembaga tersebut melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 tahun 2016 tentang Kelembagaan Adat.

BACA JUGA :  SDN 2 Lolu Sosialisasikan Fasilitas Gratis Bus Trans Palu

“Kita ingin membangun kembali karakter To Kaili (orang Kaili) yang sangat menjunjung tinggi nilai toeransi, kekeluargaan dan kegotong royongan. Dimana saat ini, karakter tersebut sudah mulai pudar. Masih adakah persaudaraan, satu hati dan saling menghargai diantara kita saat ini. Ini yang telah hilang sehingga peran adat ini perlu dibangkitakan kembali,” tutur Hidayat.

Dia mencontohkan, pada masa lalu, para orang tua selalu menjaga hubungan baik, saling memberi dan menyapa dengan sesama.

“Walaupun transportasi tempo dulu tidak seperti sekarang, namun silaturahmi terus dilakukan. Kalau Orang Kaili dahulu mendatangi rumah seseorang, selalu memperlihatkan keakraban, bahkan ibarat keluarga, bukan sebagai tamu dengan sapaan (nangongomo komiu) yang berarti sudah selesai masak kamu. Ini menandakan kekeluargaan yang luar biasa,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Ahmad Ali Tegaskan Komitmen Melawan Korupsi dan Janji Bangun Sulteng

Namun sekarang, kata dia, masyarakat telah terbuai dengan kecanggihan teknologi, semua serba HP.

Dari segi kegotongroyongan, masyarakat tempo dulu tidak pernah berharap bantuan pemerintah untuk bisa membangun, seperti bendungan dan prasarana lain untuk kepentingan bersama.

“Coba kita lihat masyarakat hari ini, jangankan mau kerja bhakti bersama, membersihkan got-nya sendiri saja harus mengharapkan pemerintah. Ini adalah tanggung jawab dan tugas besar lembaga adat ini untuk mengubah perilaku masyarakat ini. Mari membangkitkan kembali nilai toleransi, kekeluargaan dan kegotongroyongan,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Paskibraka Palu Dibekali Nilai-Nilai Kebangsaan

Kegiatan pengukuhan lembaga adat itu dihadiri Sekkot Palu, Dandim 1306 Donggala, Kadinsos, Ketua Lembaga Adat Kota Palu, Camat Ulujadi serta ratusan tokoh adat.

Kegiatan juga diramaikan dengan persembahan tarian penyambutan tamu dan kelompok rebana dari Kecamatan Ulujadi. (HAMID)