Walhi Gelar Pelatihan Mitigasi Berbasis Kearifan Lokal

oleh -
Keluh masyarakat dituliskan dalam sebuah kertas kartoon, yang ditempelkan saat berlangsungnya pelatihan mitigasi bencana berbasis kearifan lokal, di kompleks Pasar Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Rabu (20/03). (FOTO: MAL/IKRAM)

SIGI – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng bersama Sulteng Bergerak, Yayasan Merah Putih (YMP) dan Forum Rogo Bangkit, menggelar pelatihan mitigasi bencana berbasis kearifan lokal, di kompleks Pasar Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Rabu (20/03)

Hadir sebagai pemateri pelatihan Direktur Yayasan Merah Putih (YMP), Amran.

Amran, mengatakan, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya pencegahan untuk mengurangi adanya dampak bencana.

Kata dia, ada dua upaya yang bisa dilakukan, yakni upaya structural berupa pembangunan fisik rumah tahan gempa, irigasi dan upaya non struktural berupa pengetahuan lokal dan budaya.

“Kearifan local ini merupakan seperangkat gagasan yang tumbuh di komunitas yang memiliki nilai kebijaksanaan dan diikuti masyarakat,” jelasnya.

Sementara Kepala Desa (Kades) Rogo, Fuad Hudin, mengatakan, pelatihan ini untuk memberikan pemahaman dan peningkatan  kemampuan terhadap masyarakat akan adanya ancaman bencana.

Fuad mengapresiasi langkah Walhi dan pihak terkait lainnya yang memberikan pelatihan mitigasi bencana kepada warga.

Dengan adanya pelatihan itu, kata dia, maka diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan warga ketika menghadapi bencana.

Sekretaris Desa Rogo, Ajmain Ramadhan, menambahkan, Desa Rogo memiliki luas sekitar 15 ribu hektar dan dihuni 2749 jiwa.

Paska bencana , sekitar 400 unit rumah warga rusak berat, belum termasuk yang rusak ringan.

“Dengan terbentuknya Forum Rogo Bangkit ini bisa menyerap semua aspirasi warga,” katanya.

Manager Kampanye Walhi Sulteng, Stevandi, mengatakan, pascabencana yang melanda Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, pihaknya sudah mengambil bagian dalam penanganan, hingga saat ini.

“Dalam penanganan bencana ini, kami beranggapan perlu ada perluasan pengetahuan masyarakat terkait mitigasi bencana. Apalagi kita ini hidup di atas patahan sesar Palu Koro, sesar paling aktif di dunia. Jadi tingkat kerawanannya sangat tinggi dan bisa menimbulkan kerusakan cukup parah. Untuk itu perlu peningkatan kapasitas pengetahuan mitigasi bencana kepada masyarakat,” tuturnya.

Dia berharap kepada masyarakat yang mengikuti pelatihan agar menyimak materi dengan baik, sehingga ada pengetahuan-pengetahuan kebencanaan yang didapatkan untuk diterapkan dalam keseharian.

Pelatihan ini akan dilakukan selama dua hari, diikuti warga Desa Rogo serta perwakilan warga Desa Poi, Ramba, Bulubete, Sambo, Wisolo, dan Pulu. (IKRAM)