BALI – Wakil Wali Kota Palu, Renny A Lamadjido didaulat menjadi salah satu pemateri Local Leader Forum (LLF) pada kegiatan Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 Tahun 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), belum lama ini.
Menurut Sekretaris Bappeda Kota Palu, Ibnu Mundzir, Wakil Wali Kota Palu dihadirkan oleh pihak penyelengara, dalam hal ini United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus pengurangan risiko bencana.
“dr. Renny dipanel bersama Wali Kota Bontang, Basri Rase dan Gubernur Bali, Wayan Koster,” katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut diikuti 6000 peserta dari 193 negara dan 6000. Pada kegiatan ini, Wakil Wali Kota Palu hadir pada tema tentang Belajar dari Tuan Rumah: Indonesia sebagai Ujung Tombak dalam Membangun Tetanguhan Daerah.
Kata Ibnu, sesi ini berisi pengalaman dan refleksi para pemimpin lokal dalam membangun ketangguhan bencana dan iklim.
“Dr. reny Lamadjido, membawakan materi tentang Preserving Disaster Memory to Build City Resilience (Learn Form Palu City). Berisi tentang strategi Kota Palu dalam pemulihan sosial ekonomi mulai dari bencana alam 2018 dan pandemi Covid-19,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, mengintegrasikan memori tahun 2018 dan pandemi ke dalam kebijakan yang lebih strategis dan mengikat serta berbagi pengalaman Kota Palu dalam memastikan bahwa masyarakat dan pelaku usaha tidak hanya tahu resiko bencana tapi juga melakukan pengurangan resiko bencana alam maupun non alam.
Di akhir paparannya, kata dia, dr. Renny menyitir filosofi Suku Kaili dalam penanggulangan bencana, yaitu “Agina Moinga, Nemo Naonga”, artinya “lebih baik kita terus saling mengingatkan, dari pada akhirnya hanya akan tenggelam”, disambut tepuk tangan meriah dari para audience yang hadir, termaksud Kepala BNPB, Mayjen. Suharyanto.
“Kehadiran Kota Palu dianggap penting, sebagai representasi komitmen pemerintah daerah dalam melakukan berbagai inovasi program dan kebijakan untuk pengurangan risiko bencana di daerah serta membangun ketangguhan kota dalam tataran lokal,” ujar Ibnu, Kamis (26/05).
Menurutnya, berbagai hal tersebut dianggap berkesesuaian dengan kampanye Making Cities Resilience (MCR) 2030, yaitu upaya menjawab tantangan perkotaan sebagai stratagi pengurahgan risiko bencana.
Lebih lanjut Ibnu mengatakan, keikutsertaan Kota Palu dalam GPDRR tahun 2022 ini bertujuan untuk menjaring berbagai best practice dari Pemerintah Kota Palu mengenai implementasi SDGs dan pengurangan risiko bencana, serta berupaya memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mempercepat pencapaian target SDGs dan Making Cites Resillience.
“Juga untuk memperkuat gerakan MCR 2030, serta mendukung pemerintahan dareah agar lebih inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan,” tutup Ibnu.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay