OLEH: Abdurrahman Abdillah Aljufri

Hampir seabad usia Lembaga Pendidikan Islam Alkhairaat. Dalam usianya saat ini, Alkhairaat telah matang menghadapi berbagai persoalan keumatan maupun berbagai masalah lainnya.

Pendengarannya tajam dalam mendengar berbagai masalah di tengah masyarakat maupun jenjang struktur organisasinya. Hampir tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan dari sejak didirikannya. Itu semua adalah tanda kematangannya.

Sikap kritis hingga protes pun dihadapi dengan kesantunan dan mendudukkan berbagai masalah pada tempatnya dan selalu mengedepankan tabayyun sebagai solusi yang konstruktif.

Seperti halnya ormas Islam lainnya, Alkhairaat pun memiliki ciri khas dan kultur yang membedakannya. Kultur itu sendiri dibentuk dan tercipta dari sang pendiri Alkhairaat yang telah menggariskan kultur tersebut tidak dapat diubah oleh apapun juga.

Kultur itu pulalah yang membawa perjalanan Alkhairaat stabil dan terus berkembang serta memantapkan eksistensinya di tengah umat. Kultur tersebut pasti terjaga karena segenap abnaul khairaat lah yang menjadi pengawalnya.

Alkhairaat lahir sebelum negeri ini merdeka, Alkhairaat tumbuh di masa orde lama, berkembang di masa orde baru hingga di masa reformasi.

Di masing-masing masa yang dilewatinya, Alkhairaat memiliki titik fokus yang ingin dicapainya. Bergerak di bidang pendidikan dakwah dalam upaya pembentukan generasi yang berilmu dan berakhlak, Alkhairaat terus tawadhu dengan prestasi yang diraihnya.

Selain pendidikan dan dakwah, Alkhairaat juga memiliki titik fokus dalam bidang ekonomi dan usaha sosial.

Wajah baru Alkhairaat saat ini ingin mengoptimalkan perannya dalam perberdayaan ekonomi. Alkhairaat tidak ingin menjadi beban pemerintah, bahkan sebaliknya wajah baru Alkhairaat berkeinginan besar menjadi mitra pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi umat.

Alkhairaat telah sukses dalam perannya dalam pendidikan dan dakwah, namun pemberdayaan ekonomi kemudian menjadi titik fokus pemimpin tertinggi Alkhairaat masa kini.

Sedikit mengenang Habib Saggaf semasa hidup, beliau di dua bulan terakhir sebelum menghembuskan nafas terakhirnya hingga di masa sakitnya, intens berbicara tentang pemberdayaan ekonomi, pemanfaatan asset.

Saya adalah saksi yang beliau panggil khusus intens berbicara tentang unit usaha. Alhamdulillah unit-unit usaha tersebut telah berjalan dan yang sedang dalam proses. Kalau pemimpin tertinggi Alkhairaat masa kini Ketua Utama Habib Alwi bin Saggaf Aljufri memberikan perhatian extra terhadap pengembangan ekonomi, itu adalah sebuah kelanjutan dari cita-cita Habib Saggaf yang harus didukung, dibantu dan diperjuangkan.

Maka momen Haul ke-55 Pendiri Alkhairaat, tanggal 3 Mei 2023 nanti, seluruh abnaul khairaat harus merapatkan barisan, mengatur saf dan bekerja bersama Ketua Utama Alkhairaat, bukan saja pada pendidikan dan dakwah tetapi  pemberdayaan ekonomi.

Guru Tua seorang pengajar, seorang pendakwah namun beliau juga seorang pedagang. Sekaranglah waktunya kita kembali ke khittah dari makna Alkhairaat itu sendiri dengan berlomba-lomba berbuat kebaikan sekecil apapun dan dimanapun untuk pengembangan Alkhairaat. Kurangi bicara dan banyaklah bekerja kerja dan kerja. Apalagi sikap kritis yang tidak kontruktif.

Mari belajar dari haul ini, seorang Guru Tua  yang telah tiada, di momen haulnya dapat menggerakkan ratusan miliar perputaran ekonomi saat haul. Kenapa kita yang masih diberi umur panjang kesehatan dan tenaga tidak berbuat?

Tetapi saya yakin, pasca haul semangat Abnaul khairaat kembali bergelora. Sumber daya Alkhairaat harus menyatu bersama Ketua Utama Alkhairaat Habib Alwi bin Saggaf Aljufri menatap masa depan yang cerah. *