Donggala – Empat orang menjadi korban kecelakaan akibat menggunakan fasilitas wahana rekreasi donat boat dikemudikan anak usia 15 tahun. Wahana itu menabrak taksi laut di lokasi Wisata Bahari Tanjung Karang, Kabupaten Donggala, Ahad (4/12) lalu.
Keempatnya luka-luka, satu anak patah tulang selangka, tiga luka sobek di paha dan tangan.
‘’Saya berharap pengelolaan wisata bahari Tanjung Karang diperbaiki. Mesti ada tata kelola yang baik, indah, bersih dan nyaman bagi wisatawan. Saya tidak menuntut ganti rugi dengan kecelakaan ini,’’ kata Haji Wahidin orang tua korban memboyong keluarganya menghadiri acara Dirgahayu Korp Pol Airud.
Pengusaha transportasi laut galian C itu, kaget ketika berada di speed boat melihat keluarganya yang naik donat boat menabrak taksi laut di depan matanya.
Empat korban saat ini dirawat di Rumah Sakit di Palu. Peristiwa itu tentu saja menjadi citra buruk bagi Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, (Sulteng) yang dikelola oleh Pemda Kabupaten Donggala akibat dari sudah sering kali memakan korban.
‘’Saya sebagai ayah korban dan keluarga sangat menyayangkan atas kejadian tersebut. Kami tidak menuntut kerugian yang ada, tetapi kedepannya Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala harus wajib turun tangan mengatur jangan ada lagi korban berjatuhan,” bebernya.
Kemudian menurutnya, pengelola harus orang sehat jangan berjiwa preman, jangan serakah, karena uang main rampas penumpang.
“Kejadian terjadi wajib disikapi secara tegas oleh Aparat Hukum jangan setiap tahun ada korban.
“Tentunya saya sangat prihatin dengan pengelolaan wisata pantai Tanjung Karang Kabupaten Donggala tersebut. Apalagi, kejadian itu terjadi bertepatan dengan agenda HUT Korps Polairud terlaksana di lokasi dengan kejadian ini,” tuturnya dengan nada kecewa.
Menyikapi kejadian tersebut Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Donggala Muhammad membenarkan adanya kejadian kecelakaan, berdasarkan info dari penanggungjawab Tanjung Karang l, khusus pariwisata.
“Kejadiannya sekitar pukul 09.00 WITA. Tamu tersebut menginap di Sandy Cottage yang juga pemilik dari banana boat,” ujarnya.
Ia mengatakan, donat boat ini star melewati di antara dua perahu, namun karena yang membawa speed ini yang langsung banting stir, akhirnya wahana ini menabrak perahu dan mengakibatkan dua penumpangnya terlempar dari perahu dan pingsan.
Untuk saat ini kata dia, pihaknya memang belum mengatur zonasi, olahraga dan aktivitas air di kawasan wisata termasuk Tanjung Karang. Sebab Peraturan Daerah (Perda ) Wisata masih dalam proses pembahasan di DPRD.
“Akan disahkan tahun ini juga. Tahun depan kami akan mengatur zonasi,” ucapnya.
Olehnya guna menjaga keselamatan bersama baik pengunjung maupun pelaku wisata, agar dapat menjaga diri di kawasan wisata sesuai standar Opera prosedur (SOP).
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG