Khaibar Khaibar Ya Yahud, Jaisyu Muhammad Saufa Ya’ud. Kalimat yang berarti “Wahai Yahudi, Tentara Muhammad Akan Kembali” itu tak henti-hentinya disuarakan massa aksi dari berbagai Ormas Islam dan sejumlah mahasiswa di Sulteng saat menggelar aksi menyikapi ketertindasan yang dialami warga Palestina oleh Zionis Israel dan AS, di depan Gedung DPRD Sulteng, Jumat (15/12).

Kata khaibar sendiri disandingkan dari sebuah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad SAW dengan umat Yahudi yang hidup di oasis Khaibar, sekitar 150 kilometer dari MadinahArab Saudi.

Aksi yang diberi nama “Jum’at Simpatik untuk Palestina” itu adalah reaksi keras kaum muslimin atas kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang mendukung pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem. Para tokoh kafir ini sengaja ingin merebut Jerusalem yang notabene merupakan tanah kudus tempat para nabi dilahirkan.

Saat mentuarakan kalimat diatas yang dipandu Ketua HMI Iman Sudirman, massa aksi juga membakar symbol negara serta pemboikotan terhadap produk-produk Israel dan AS seperti KFC, Coca-Cola dan masih banyak lagi.

Pada kesempatan itu, Forum Ummat Islam (FUI) Sulteng bersama ormas lainnya meminta DPR mendesak pemerintah secepatnya memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan mengusir duta besarnya dari Indonesia.

Sebagai negara yang mempunyai peran yang besar di Organisasi Konfrensi Islam (OKI), Pemerintah Indonesia juga dituntut mendesak OKI untuk melakukan langkah politik dan diplomatik yang tegas dan nyata agar tidak mengabaikan keputusan Donald Trump.

Presidium FUI Sulteng, Ustadz Hartono Yasin Anda, menekankan, sampai kapanpun Al-Quds (Yerusalem) tetap merupakan kota suci milik umat Islam.

Sebab menurutnya, hal itu telah dipertegas oleh Komisi Warisan Dunia UNESCO, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konfrensi ke-41 di Kota Krakow Polandia yang menyebut Al-Quds sebagai kota milik bangsa Palestina.

“Rakyat Palestina adalah pemilik sah Al-Quds, bumi yang dimuliakan oleh seluruh umat Islam di dunia. Mengambil hak rakyat Palestina berarti pelanggaran HAM,” tegasnya.

Dari Kabupaten Banggai dikabarkan, seluruh Ormas Islam yang ada juga akan melaksanakan aksi solidaritas membela Palestina, Ahad nanti, di Tugu Adipura, jantung Kota Luwuk. Sebelum aksi, massa akan melaksanakan sholat Ashar bersama di Masjid Agung.

Koordinator aksi, Iswan Kurnia Hasan yang dihubungi dari Palu, mengatakan, jumlah massa diperkirakan mencapai ribuan.

Mewakili seluruh Ormas Islam se Kabupaten Banggai, Ketua Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Kabupaten Banggai itu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyatukan barisan melakukan pembelaan kepada Palestina.

“Mari kita putihkan Tugu Adipura Luwuk, bawa infak atau donasi terbaik Anda saat aksi yang disalurkan untuk saudara dan saudari kita di Palestina,” ajaknya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Baitul Maqdis/Al Quds/Jerussalem bukan milik Israel, karena di dalamnya terdapat Masjid Al Aqsha, kiblat pertama dan tempat suci ketiga milik umat Islam. Jelas dalam QS. Al Baqarah: 142, Nabi Muhammad SAW juga melakukan Isra dan Mi’raj melalui masjid Al Aqsha.

“Sehingga daerah di sekitarnya merupakan daerah yang diberkahi (QS. Al Isra: 01),” tutur Iswan. (FALDI)