PALU – Haul Habib Sayid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua ke 55, tepatnya Rabu (3/5), berlangsung dengan khusuk dan hikmat, serta dihadiri Abnaulkhairat dari seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Dalam momen itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir mengatakan, perkembangan Alkhairaat tak bisa dilepaskan dari sosok sentra SIS Aljufri, sebagai pendirinya.
Dia mengatakan, selaku pemerintah, menaruh harapan semoga Haul Guru Tua bermanfaat, sebagai ajang temu silaturahmi untuk memperkokoh rasa kebangsaan dan persatuan di antara umat.
“Pada khususnya pengagum dan pencinta ajaran Guru Tua. Terlebih menjadi media yang strategis untuk mengenalkan sosok Guru Tua ,” katanya.
Sebab kata dia, sebagian besar generasi umat Islam pada saat ini tidak hidup dalam satu zaman yang sama dengan Guru Tua.
“Sehingga kita lebih banyak mengetahui sosok Guru Tua dari berbagai dokumentasi foto barang-barang pribadi beliau, manuskrip tulisan yang dibuatnya dan penuturan dari pada muridnya Abnaulkhairat yang menjadi saksi hidup yang selalu membagi pengalaman dan kenang-kenangan bersama Guru Tua, pada tiap momen acara haul dan majelis ilmu,” imbuhnya.
Sejarah perjuangan membangun dan membesarkan perguruan Alkhiraat dimulai di Kota Palu pada tahun 1930, dan seterusnya berkembang dengan pesat ke seantero negeri. Bahkan kini telah sampai ke negeri asal kelahiran Guru Tua, di negeri Yaman .
“Guru Tua adalah sosok yang inspiratif dan cinta ilmu tapi tidak pelit ilmu. Justru ilmu yang dikuasainya dengan ikhlas dan secara cuma-cuma beliau ajarkan kepada murid-muridnya melalui lembaga pendidikan Alkhairaat,” ujar Ma’mun Amir.
Untuk itu, atas nama pemerintah daerah provinsi Sulteng dia mengucapkan terima kasih dan apresiasi tak terhingga atas segala pengabdian dan perjuangan Guru Tua, yang sampai detik ini pengaruhnya masih terus dirasakan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG