PALU – Rapat Badan Musyawarah (Bamus) beberapa hari lalu telah menetapkan rapat paripurna istimewa pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, pada Kamis (27/06) di ruang rapat utama Gedung DPRD Sulteng.
Proses pemilihan segera dilakukan setelah empat partai pengusung pasangan Longki Djanggola-Sudarto (Longki’S) pada Pilgub 2015 lalu, sepakat mengusulkan dua nama.
Empat partai pengusung, yakni Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PBB) sepakat mengusulkan nama Ketua DPW PBB Sulteng, Andi Mansyur Pasande dan Sekretaris DPW PAN Sulteng, Rusli Dg Palabbi untuk dipilih oleh anggota DPRD Sulteng.
Wakil Ketua DPRD Sulteng, Alimuddin Pa’ada, Selasa (25/06) mengatakan, rapat paripurna istimewa pemilihan wagub akan dibuka pukul 10 Wita.
Menurutnya, akan ada 43 anggota DPRD Sulteng yang menjadi pemilih. Sedianya, kata dia, ada 45 anggota dewan yang memiliki hak suara, namun dua di antaranya, yakni Ketua DPRD Aminuddin Ponulele sedang sakit dan Rusli Dg Palabbi sendiri berstatus sebagai calon yang otomatis telah mengundurkan diri sebagai anggota DPRD periode 2014-2019.
“Jadi rapat pemilihan bisa dilakukan setelah anggota DPRD kourum 50 persen dari 43 orang itu. Semua anggota DPRD dipastikan bisa hadir semua. Kami sudah sampaikan melalui surat. Semua surat-surat yang berkaitan dengan pemilihan juga sudah disampaikan ke kandidat,” katanya didampingi Kepala Bagian (Kabag) Persidangan DPRD Sulteng, Andi Arif.
Dia menambahkan, mekanisme pemilihan tidak berbeda jauh dengan saat Pemilu, di mana terdapat surat suara yang dicoblos, kemudian dimasukkan ke kotak suara yang telah disediakan. Selain itu ada pula saksi-saksi dari masing-masing kandidat yang dipilih. Setelah itu, langsung dilakukan penghitungan suara
“Hasil dari seluruh tahapan pemilihan wagub ini akan dibuatkan berita acara yang ditandatangani pimpinan DPRD lalu diserahkan ke Kemendagri. Soal kapan pelantikan wagub terpilih, nanti Kemendagri yang akan menentukan,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Gubernur Sulteng sendiri sebagai user (pengguna), dalam beberapa kali pertemuan dengan partai koalisi sudah menyerahkan semuanya ke DPRD. Siapapun yang terpilih, Gubernur siap menerima.
“Jadi Pak Gub tidak mau ikut campur, dia serahkan semuanya ke DPRD. Sekarang saja beliau sedang di Perancis dan beliau sudah sampaikan silahkan dilaksanakan pemilihannya, tidak perlu menunggu ada dia. Tidak ada pengarahan khusus untuk memilih salah satu kandidat,” tegas politisi Partai Gerindra itu.
Dia juga mengatakan, masing-masing anggota DPRD, berhak untuk tidak menyalurkan suaranya.
“Itu hak masing-masing dan tidak ada pemaksaan. Yang penting sudah 50 persen yang memilih, maka sudah sah. Kalau nantinya perolehan suaranya seri, maka diulang lagi. Kalau sampai tiga kali tetap seri, maka ditunda dan akan dijadwalkan kembali,” tutupnya.
Salah satu dari dua nama calon Wagub yang akan mendampingi Gubernur Longki Djanggola pasca ditinggal almarhum Sudarto tersebut, akhirnya bisa dipilih setelah melalui proses yang cukup panjang.
Bamus sendiri juga pernah menetapkan jadwal pemilihan Wagub dalam range waktu dari tanggal 2 Januari hingga 7 Februari 2018. Namun jadwal itu tidak terlaksana karena beberapa alasan, di antaranya tarik menarik soal nama-nama yang diajukan oleh empat partai pengusung pasangan Longki Djanggola-Sudarto (Longki’S) pada Pilgub 2015 lalu.
Nama-nama yang pernah diajukan, seperti Sekprov Sulteng, Hidayat Lamakarate dan Mantan Ketua DPW PKB Sulteng, Zainal Daud.
Kemudian ada nama Rusdy Mastura, Lutfi Lembah, Oskar Paudi dan Prof Syamsir Abdu (Staf Ahli Presiden Bidang Energi).
Setelah digodok beberapa kali, mengerucut lagi nama-nama seperti Faisal Mang, Syaifullah Djafar dan Anshayari Arsyad. Kesemuanya berlatar belakang birokrasi.
Namun pada akhirnya nama-nama tersebut tidak satupun yang menemui kesepatakan di tingkat partai pengusung. (RIFAY)