PARIGI – Wakil Bupati Parigi Moutong, H Badrun Nggai, belum berani memastikan kenaikan upah guru honorer terpencil di daerah itu.
“Nanti kita akan lihat apa memungkinkan dinaikan atau tidak,” ujar Wabub, saat ditemui sejumlah wartawan di ruang Paripurna DPRD Parigi Moutong.
Alasannya, kata dia, akan melihat dulu kemampuan anggaran untuk membiayai upah honor guru terpencil, yang berjumlah kurang lebih 500 orang tersebut.
Meski demikian, ia berjanji akan membahas bersama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), termasuk akan menghitung jumlah besar dana yang dibutuhkan secara keseluruhan.
“Yang jelas semua permintaan anggota DPRD akan saya sampaikan dengan TAPD, jika terjadi perubahan-perubahan sehingga semua masalah bisa teratasi, ” tekannya.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Parigi Moutong asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohammad Fadli mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, menaikan upah guru honorer di daerah terpencil.
Menurutnya, kenaikan upah guru honorer terpencil dari Rp 150 ribu naik menjadi Rp 350 ribu, tidak boleh lagi ada tawar menawar dan sudah harus dialokasikan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun ini.
Sebab, kata dia, pemberian upah guru honorer daerah terpencil sebesar Rp 150 ribu perbulan sangat tidak manusiawi dan tidak berbanding lurus dengan beratnya tugas yang mereka emban. (BAMBANG)