DONGGALA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala mengagendakan pemanggilan Direktur PT Bosowa Tambang Indonesia (BTI) terkait peristiwa tanah longsor yang terjadi di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, belum lama ini.

Wakil rakyat ingin mengklarifikasi soal dampak yang ditimbulkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Loli Saluran.

Menurut Ketua DPRD Donggala, Moh Taufik, meski proses perizinan pertambangan sudah diambil alih oleh pemerintah propinsi, namun DPRD Donggala tetap akan meminta keterangan dari BTI sebagai perusahaan yang melakukan aktivitas galian di sekitar desa tersebut.

“Walaupun sekarang perizinan tambang galian C bukan wewenang Pemkab Donggala, tetapi dampak dari tambang galian C ini dirasakan langsung oleh masyarakat khusunya masyarakat Desa Loli Saluran,” Moh Taufik, Jumat (14/02).

Upik, sapaan akrabnya, mengatakan, pihaknya akan segera mengagendakan pertemuan tersebut.

“Kita komunikasi dulu dengan Komisi III yang membidangi masalah pertambangan. Senin 17 atau Selasa 18 Februari DPRD kita agendakan pertemuan dengan direktur PT BTI,” tegas Upik.

Sebelumnya, viral sebuah video yang direkam oleh seorang guru SD detik-detik longsor yang terjadi di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat 14 Februari 2025 sekitar pukul 09.00 WITA.

Peristiwa ini membuat panik warga sekitar, terutama karena longsor terjadi di area pertambangan galian C.

Video tersebut memperlihatkan material longsor yang jatuh di sekitar pemukiman warga, tepatnya di belakang SDN 21 Banawa.

Beruntung, hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun pengungsi.

Sementara itu kepala Badan bencana daerah Kabupaten Donggala Abdul Muin yang dimintai keterangan jumat kemarin (14/2) mengatakan, peristiwa longsor jauh dari pemukiman warga.

“Tidak ada korban jiwa atau pun rumah dan fasilitas pemerintah rusak,” imbuhnya. */MAL