PALU- Viral di media sosial, video yang memperlihatkan kondisi jamaah haji asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang disebut terlantar saat berada di Arafah. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Kabid PHU) Kementerian Agama Sulteng, Muchlis meluruskan bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya benar.
Menurutnya, jamaah tetap dapat mengikuti puncak ibadah haji di Arafah. Hanya saja, pada awal kedatangan di Arafah, sejumlah jamaah mengalami kebingungan terkait penempatan tenda.
Muchlis mengatakan, setelah koordinasi PPIH dalam hal ini Petugas Sektor dan Petugas Kloter dengan pihak syarikah, sebagian besar jamaah yang tadinya tidak mendapatkan tenda sudah mendapatkan layanan tenda. Walaupun sebagian ada yg tidak mau diarahkan ke tenda dan lebih memilih di luar tenda karena tidak mau terpisah dengan Jemaah sesama kloternya.
“Perlu diketahui, bahwa Layanan Haji di Armuzna murni dilaksanakan oleh otoritas pemerintah kerajaan Arab Saudi melalui Syarikah. PPIH atau Petugas Haji Indonesia baik Petugas Sektor maupun Petugas Kloter sebatas mendampingi Jemaah dan berkoordinasi dengan pihak Syarikah. Transportasi, Akomodasi dan Konsumsi; Penyiapan Bus pendorongan JH dari hotel ke Arafah, penempatan tenda jemaah di Arafah dan Mina serta Layanan Konsumsi selama di Armuzna seluruhnya dilakukan oleh Syarikah,” ujar Kepala Bidang Haji Kementerian Agama Sulteng Muhlis, kepada media ini, Sabtu (7/6).
Menurutnya, terkait kondisi jamaah Sulteng Hari ini, mereka sudah berada di Mina. Kemarin tanggal 10 Dzulhijjah setelah Mabit di Muzdalifah mereka melaksanakan pelontaran jumrah Aqabah. Hari ini hingga tanggal 12 Dzulhijah bagi yang mengambil nafar awal Mabit di tenda Mina dan melakukan lontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.
Sementara yang mengambil nafar Tsani akan meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah setelah melontar jumrah hari ke 4.
Reporter: Irma

