PALU- Jelang Pemberlakuan Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah, bagi daerah-daerah telah turun status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 3, 2 dan level 1, sekolah wajib melakukan vaksinasi. Akan tetapi, saat vaksinasi, beberapa sekolah masih belum mencapai target jumlah pelajar akan divaksin.
Vaksinasi itu sebagaimana di SMPN 9 dan SMPN 10 Kota Palu.
Di SMPN 9 jumlah keseluruhan siswa/siswi SMP akan divaksin dosis 1 ini, sebanyak 220 orang. Dari 220 orang target siswa akan divaksin, siswa yang telah vaksin 49 orang.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 10, Lainsan, mengatakan, capain yang tidak seperti ditargetkan, disebabkan beberapa hal. Diantaranya, masih banyak orang tua siswa menganggap anaknya belum cukup umur. Adapula anaknya takut untuk divaksin.
Ia mengatakan lagi, sebelum pelaksanaan vaksin, para siswa dan walinya diundang lebih dulu, disosialisasikan terkait pelaksanaan vaksin, sekaligus meminta persetujuan orang tua siswa.
“Tetapi bagi siswa dan orang tua, tidak ingin anaknya divaksin, maka akan membuat surat pernyataan. Jadi tidak ada paksaan,” katanya.
Adapun hasil screening petugas nakes, pelajar memiliki penyakit bawaan, sehingga tidak dapat dilakukan vaksinasi.
Dia berharap dengan selesainya vaksinasi dan mencapai target diinginkan, PTM secara terbatas bisa dimulai pada bulan Oktober.
Pelaksanaan vaksin sinovac ini bekerja sama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu. Adapun tenaga kesehatan (nakes) dan vaksinator dari puskesmas Kamonji dan Puskesmas Sangurara.
“Kami hanya mempersiapkan tempat dan fasilitas penunjang lainya,” katanya.
Sementara Kepsek SMPN 9 Palu, Hilmi mengatakan, dari 906 jumlah siswanya, telah melakukan vaksin hari ini sekitar 334 orang. Sedangkan siswa divaksin di luar berkisar 50 orang.
Belum tercapainya target siswa divaksin, disebabkan beberapa hal diantaranya respon orang tua siswa terhadap Vaksin diprogramkan sekolah masih kurang.
Padahal, kata dia, sebelum pelaksanaan vaksin telah disosialisasikan terhadap orang tua dan siswa.
“Tapi beginilah respon mereka orang tua siswa, selama saya menjabat, ” pungkasnya.
Sementara, Rayhan salahsatu siswa SMP 10 Palu, mengaku mau divaksin atas inisiatif sendiri dan dorongan dari orang tuanya.
Dari pantauan di lokasi vaksin, dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Mulai para siswa dan orang tuanya , mereka mesti diukur suhu dengan thermo gun, di pintu masuk sekolah.
Lalu para siswa membawa kartu keluarga dan mengisi formulir telah disiapkan sekolah. Selanjutnya kepada siswa akan divaksin, lebih dulu dilakukan screening oleh petugas kesehatan. Usai divaksin diberi waktu beristrahat sekitar 15 menit , baru diperbolehkan pulang.
Ia mengatakan lagi, tenaga kesehatan dan vaksinatornya dari Puskesmas Kawatuna dan Puskesmas Talise.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG