LUWUK – Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banggai mengaku sangat terbantu dengan keterlibatan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Ketua Tim Vaksinator/Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2), Dinkes Banggai, M Rizal, mengatakan, kerja sama dengan BIN sudah berjalan dari September 2021 dan masih berlanjut sampai saat ini.
“Kami merasa terbantu sekali dengan kerja sama ini. BIN membantu kami untuk pengadaan vaksin. Biasanya kalau kami mengalami kekosongan, kami mintanya melalui jalur BIN. Jadi kalau ada alokasi vaksin dari pusat, kami di Kabupaten Banggai bisa diprioritaskan,” kata Rizal, saat dihubungi dari Palu, Kamis kemarin.
Selain itu, kata dia, BIN juga membantu Dinkes saat melakukan vaksinasi ke pelosok-pelosok, baik dalam hal penyediaan vaksin maupun memfasilitasi hal lain seperti transportasi.
Terkait kerja sama dengan BIN tersebut, pihaknya menargetkan pencapaian 450 dosis per hari. Namun, kata dia, pencapaian tersebut fleksibel atau tidak menentu, tergantung kondisi dan situasi di lapangan.
“Tapi kita tetap upayakan sampai akhir program bisa terealisasi semua,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, pihaknya sedang mengejar pencapaian target vaksin dosis 2 yang saat ini masih berkisar di angka 54 persen dan dosis 3 atau booster yang baru pada angka 10 persen.
“Untuk dosis satu kita sesuai data yang diajukan ke provinsi itu kurang lebih sudah mencapai 100 persen, kita urutan kedua setelah Morowali Utara. Jadi ini yang kita upayakan untuk mengejar target dosis dua dan booster. Mudah-mudahan dengan bantuan BIN ini, bisa tercapai herd immunity yang lengkap,” harapnya.
Guna mengejar target tersebut, pihaknya melibatkan enam puskesmas di wilayah Kabupaten Banggai, seperti Puskesmas Pagimana, Biak, Kampung Baru, Simpong, Nuhon dan Puskesmas Toili 2.
“Tapi secara umum stok vaksinnya kita edarkan ke semua wilayah karena memang kebutuhan di masing-masing puskesmas itu berbeda-beda,” jelasnya.
Nantinya, kata dia, akan ada evaluasi lagi dalam beberapa bulan ke depan. Jika nanti ada wilayah puskesmas yang sasarannya tinggi, namun capaian vaksinasinya masih rendah, maka wilayah itulah yang nantinya bersama-sama dengan BIN untuk digalakkan vaksinasinya.
Terkait kendala, lanjut dia, kemungkinan sama dengan yang dialami oleh daerah lain bahkan di seluruh Indonesia, di mana ada masyarakat yang mulai enggan divaksin karena kemungkinan menganggap bahwa kasus Covid-19 sudah mulai berkurang karena sudah ada pelonggaran-pelonggaran.
“Tapi kita sebagai petugas kesehatan bersama BIN tetap berupaya agar tercapai herd immunity di masyarakat, khawatirnya nanti ada gelombang-gelombang covid selanjutnya,” ujarnya.
Hambatan lainnya, kata dia, ketersediaan vaksin yang sering kosong. Sementara distribusi dari provinsi biasanya juga sering mengalami keterlambatan sampai ke kabupaten.
Ia berharap, ke depan BIN bisa terus membantu memfasilitasi jika stok vaksin di daerahnya mengalami kekosongan. ***