PALU – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menyebutkan cakupan tenaga kesehatan di Kabupaten/Kota yang sudah melakukan vaksinasi dosis ketiga, atau booster baru mencapai di angka 40 persen.
“Dan ini total 24. 598 SDM tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah, baru 9.694 yang menerima dosis vaksin ketiga per tanggal 10 kemarin,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulteng, I Komang Adi Sujendra, Selasa (14/09).
Padahal, program booster vaksin Covid-19 di Sulteng sudah mulai berjalan sejak awal Agustus 2021 lalu. Atau, telah berjalan sejak dua bulan yang lalu, namun vaksinasi untuk nakes masih juga belum mencapai 50 persen.
Merujuk pada cakupan itu, Adi Sujendra mengakui jika vaksinasi untuk tenaga kesehatan memang belum mencapai target. Meski begitu, cakupan dosis ketiga menggunakan vaksin moderna untuk para tenaga kesehatan diyakininya masih akan terus bertambah.
Pun ia menjelaskan, jika vaksinasi pada dosis ketiga itu tak langsung dapat dilakukan secara serentak. Sebab, pada dosis ketiga atau dikenal dengan sebutan booster, nakes seabagai penerima vaksin secara umum mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi’ (KIPI).
“KIPI itu seperti gejala panas, dan pegal-pegal usai vaksin pada dosis ketiga, umumnya itu bisa satu hari, jadi tidak bisa serentak misal dalam satu rumah sakit itu melakukan vaksin, karena kalau serentak maka gejalanya juga serentak, siapa nanti yang melayani kan begitu,” tekannya.
Meski begitu, ia menyebut jika hal tersebut masih dalam batas yang normal, usai melakukan proses vaksinasi atau imunisasi yang serius.
Sementara itu, dalam upayanya mencapai target vaksinasi bagi masyarakat, yang sudah ditentukan oleh Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan, pihaknya turut melibatkan lintas sektor untuk mencapai target vaksinasi di wilayah Sulteng.
Sejumlah upaya yang sudah dilakukannya, yakni melangsungkan vaksinasi mobile hingga vaksinasi massal.
Terpisah, Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulteng Fajrillah K Malonda, memandang jumlah capaian vaksinasi dosis ketiga yang baru 40 persen dilakukan oleh Dinkes Pemprov Sulteng, masih dalam batas normal.
Sebab, menurut dia, tidak sedikit keberadaan tenaga medis maupun tenaga perawat jauh dari jangkauan vaksinasi yang dilakukan oleh pihak Dinkes. “Ya seperti anggota PPNI saja kan banyak juga yang jauh dari kota. Mereka ada di pulau untuk menjalankan tugasnya,” katanya, dikontak Mediaalkhairaat.id dari Palu via telephone, Rabu Sore.
Walaupun begitu, Fajrillah tak menyangkal, pada kalangan DPD PPNI Sulteng maupun pada tingkatan cabang, diskusi akan pentingnya vaksinasi atau tidak masih terus berlangsung.
“Yah kan itu juga tidak terlepas dari kemajuan teknologi kita, biasa kan itu ada hoax-hoax,” ujarnya.
Meski begitu, ia menekankan secara terstruktur kepengurusan pusat hingga cabang Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berkomitmen untuk turut serta mensukseskan capaian target vaksinasi. “karena vaksin itu sangat penting bagi semua, dilain dari itu, kita ingin pandemi ini segeralah berlalu,” tandasnya.
Reporter: Faldi
Editor: Nanang