PALU – Ketua Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Habib Shaleh bin Muhammad Aljufri meminta pemerintah agar mempertimbangkan pendapat yang disampaikan Menteri Kesehatan RI, 2004-2009, Dr. dr Siti Fadilah Supari.
Pendapat itu tertuang dalam tulisan berjudul “Vaksin Bill Gates Jangan Digunakan di Indonesia. Mengapa?”
Inti dalam tulisan tersebut, mantan Menkes menyebut bahwa untuk menghadapi wabah corona di Indonesia, sebaiknya pemerintah tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates, beserta beberapa uraian alasan yang harus menjadi concern Indonesia saat ini.
Menurut Habib Shaleh, saat ini Indonesia perlu solusi kongkret di samping kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
“Dan itu sifatnya sementara, wajib bagi pemerintah untuk membentuk badan atau apapun namanya nanti. Tugas inti dari badan tersebut yaitu untuk menemukan vaksin dan ada target waktu,” jelas Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Sulawesi Tengah itu, Senin (20/04).
Sudah seharusnya, kata dia, sebagian dana-dana yang ada diarahkan ke badan tersebut.
Adapun kekhawatiranan mantan Menteri Kesehatan, kata dia, maka pemerintah harus mempertimbangkan.
“Solusinya seperti apa? Bisa jadi badan yang dibentuk pemerintah tersebut mengkaji dan mengembangkan vaksin agar hal-hal yang disampaikan oleh mantan Bu Menteri tidak terjadi di nagara kita,” imbuh Pimpinan Majlis Ta’lim Abna’ul Chairaat itu.
Diketahui, Bill Gates, Pendiri Microsoft, telah menyiapkan vaksinasi corona untuk 7 milliar penghuni dunia. Bahkan sudah mulai dilakukan uji coba.
Menurut mantan Menkes, Siti Fadilah Supari, sebagaimana yang ditulis https://independensi.com/, yang mengkhawatirkan, untuk mencapai obsesinya, Bill Gates telah menjalin hubungan dengan pemerintah negara-negara seluruh dunia termasuk Indonesia agar vaksinnya menjadi program resmi pemerintah.
“Untuk menghadapi wabah Corona di Indonesia, sebaiknya pemerintah tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates. Karena ada beberapa hal yang harus menjadi concern kita,” ujarnya.
Pertama, kata dia, kapan dia (Bill Gates-red) mulai membuat vaksin? Pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tidak sebentar. Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin Corona sekarang, kapan dia punya seed virus nya? Apa sebelum pandemic corona? Apalagi pada tahun 2015 dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020.
“Dua, Seed virus Corona dari strain negara mana yang digunakan oleh Bill Gates dan kawan-kawan untuk membuat vaksin? Menurut para ahli di dunia virus corona sampai sekarang masih terus berubah-ubah, bermutasi terus dan kabarnya sekarang menjadi 3 clade bahkan ada yang mengatakan telah menjadi 6 clade. Maka seed virus yang mana yang dijadikan vaksin oleh Bill Gates? Sampai sekarang tidak jelas,” tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, vaksin Bill Gates akan dipasang microchip. Konon, digunakan untuk memantau orang yang diberi vaksin tersebut.
“Sedangkan kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang? Apa betul microchip itu hanya untuk tanda seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali. Kita wajib waspada karena Bill Gates mempunyai proyek ambisius yaitu depopulasi demi mengatur populasi sedunia,” katanya.
Bahkan, menurutnya, Indonesia saat ini tidak perlu vaksin corona karena virusnya sangat labil.
“Dan kita tidak punya data yang valid mana orang yang positif corona dan negatif. Demi ketahanan nasional kita, andaikan kita pada suatu saat memerlukan vaksin, maka kita harus mampu membuat vaksin mandiri dengan strain kita sendiri, dengan keamanan yang bisa kita percaya tidak ditumpangi kepentingan politik bangsa lain. Saatnya kita mandiri dalam melindungi rakyat kita. Ingat kesehatan adalah kunci utama Ketahanan Nasional,” demikian penggalan tulisan mantan Menkes tersebut. (RIFAY)